ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum kalium dapat
ditukar yang bertujuan untuk menghitung kadar k di dalam tanah, fungsi k bagi
tanaman dan gejala kelebihan dan kekurangan bagi tanaman. Alat yang digunakan
adalah flamefotometer, wadah contoh pipet serta bahannya pereaksi 1N amonium
asetat pH7 larutan latatum, standar k2O 100 ppm serta 2 sampel
tanah. Dari kedua sampel larutan dihitung absorbannya dengan flamefotometer dan
diperoleh hasil sampel A sebesar 0,22 dan sampel B sebesar 0,23. Dari larutan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria sampel A adalah sedang dan sampel B
adalah sedang.
Kata Kunci : Flamefotometer, tanah, larutan.
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kalium
akan terjepit diantara kisi – kisi koistal yang mudah untuk mengembang dan
mengkerut. Kalium dalam bentuk demikian tidak dapat digantikan oleh cara
pertukaran hara dan konsekuensi tak tersedia dan disebut sebagai kalium yang
dipertukarkan. Kalium kebanyakan terdapat pada tanah yang banyak mengandung
mineral. Kalium dijumpai dalam tanah sebagai kalium dalam larutan tanah dan
kalium dapat dipertukarkan dan diabsobsi oleh koloid tanah. Absorbsi kalium
berada dalam kesetimbangan dinamis, dan dari larutan hara akan menyebabkan
keseimbangan terganggu.
Ketersediaan
k diartikan sebagai kalium yang dapat diserap tanaman. Dengan demikian
ketersediaan kalium dalam tanah sangat tergantung adanya penambahan kaliumnya
dari luas. Fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari luar, yang
dalam hal ini dimaksudnya penambahan dan air irigasi.
Faktor
tanah yang mempengaruhi fiksasi kalium adalah sifat koloid tanah dan adanya k
yang berlebihan. Kemampuan koloid tanah dalam memfiksasi k adalah berbeda, dan
ini sangat tergantung pada jenis dan sifat dari koloid itu sendiri. Sebagian
besar dari kalium tanah mineral adalah bentuk kalium relatif tidak ada, k
bersifat mudah bergerak k juga tidak dapat masuk ketanah melalui sumber lain
sehingga proses peredaran k adalah lebih cenderung banyak hilang tanaman akan
mempercepat proses kehilangan k tanah
1.2. Tujuan Pecobaan
Tujuan dari praktikum
ini adalah :
1. Dapat
mengetahui cara menghitung kandungan kalium pada suatu sampel tanah.
2. Dapat
mengetahui fungsi kalium dalam tanah.
3. Dapat
mengerti pengertian kalium dapat ditukar.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk
ketersediaan kalium pada sebagian besar tanah merupakan kalium dapat ditukar an
dapat dilarut.Sederetan dan pengeskstrak dapat menjelaskan ketersediannya Kedua
bentuk itu dengan cara yang memenuhi ketiga patokan bray, cara yang paling umum
digunakan adalah pengekstrk dengan amonium asetat. Cara ini umumnya merupakan
cara yang terbaik atau setidaknya sama baik dengan yang lain (Sanchez, 1992).
Transformasi
mika menjadi vermukulit telah ditemukan kadang – kadang, tetapi ini lebih
sering sebagai akibat pertukaran kalium dari kation yang ada dalam larutan
hara, dan fungsinya bertindak terutama untuk menggeser kesetimbangan dengan
reaksi ini dengan berlaku sebagai satu penampung bagi kalium (Huang, 1983).
Adanya
kalium tersedia yang cukup dalam tanah menjamin ketegaran membuat tanaman lebih
tahan terhadap sebagai penyakit dan merangsang pertumbuhan akar. Kalium dikenal
sebagai hara penentu mutu dari produksi tanaman (Soepardi, 1987).
Umumnya kadar k kurang
dari 20% dari kt tanah atau berkisar antara 10 – 400 ppm. Namun demikian tanah
yang diamati secara intensif mengandung kdd yang berfariasi sekitar 1 – 5% dari
kt tanah. K dapat dipertukarkan (kdd) didefinisikan sebagai k diserap pada
kompleks permukaan koloid tanah. Pada mineral liat, kdd berada pada tampak
jerapan non spesifik, yaitu posisi planel dan edge kdd dapat menjadi ukuran
ketersediaan k dalam tanah (Schoeder, 1974).
Unsur k diserap tanaman
dalam bentuk ion k+ dan dijumpai didalam tanah dalam jumlah yang
berfariasi namun jumlahnya dalam keadaan yang tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium yang
ditambahkan dalam tanah biasanya dalam bentuk garam – garam yang mudah larut
seperti kcl, KNO3 dan KmgSO4 (Hardjowigeno,
1995).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah tanah A (hitam), tanah B (merah), 1N
Amonium asetat dan larutan deret standar K2O konsentrasi 0 ; 10 ; 20
; 30 dan 40.
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah flamefotometer, wadah contoh dan pipet.
3.2. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja
pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
Ditimbang
10g tanah kering, diayak maukkan dalam botol kecil
Ditambah 25 dan 50 ml larutan in anonium asetan pH7
Dikocok
selama 10 dan 30 menit lalu disaring, diekstrak,
di tampung di dalam erlenmeyer 100ml
Diukur
absorbannya masing – masing contoh pada flame fotometer
Diukur
absorban seri larutan standar konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40 ppm
Dipipet 0, 10, 20, 30, 40ml larutan standar 100ppm
lalu masukkan
dalam labu ukur 100ml ditambah ekstrak 1N amonium
asetat
pH 4,8 hingga tera untuk mengukur absorban
Dilakukan pembuatan kurva linier antara konsentrasi
larutan
standar (sumbu x) dengan absorban sumbu x lalu
ditetapkan
kadar
k nya (ppm) larutan
HASIL
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
daripraktikum ini adalah :
A. Hasil pengukuran
absorbansi seri larutan standar
Standar
|
Deret Standar K ( PPM )
|
||||
0
|
10
|
20
|
30
|
40
|
|
Absorbansi
|
0
|
13,5
|
25,7
|
28,1
|
49,9
|
B.
Hasil analisi kdd dalam me/100g
No
|
Tanah
|
Absobensi
|
Kdlm Larutan
|
K (ppm)
|
K (me/100g)
|
1
|
Sampel 1
|
26,1
|
20,53
|
102,65
|
0,22
|
2
|
Sampel 2
|
28,5
|
22,46
|
112,3
|
0,24
|
4.2 Pembahasan
Pada
praktikum ini telah dilakukan pengamatan dengan prosedur praktikum, yaitu
menimbang dua jenis tanah yang berbeda 5gr dan kemudian dimasukkan ke dalam
botol yang telah diberi label A dan B setelah itu menambahkan 25ml larutan 1N
amonium asetat ke masing – masing botol, kemudian larutan dimasukkan atau
dikocok di dalam shaker selama 15 menit kemudian larutan di dalam saring
larutan tersebut dengan menggunakan kertas saring. Lalu larutan diukur dengan
menggunakan flamefotometer.Dan telah diukur absorbannya 0, 10, 20, 30, 40
yang
telah ditambahkan larutan amonium asetat. Setelah hasil yang diperoleh dari
pengukuran absorbansi seri larutan standar dan hasil analisi kdd dalam
me/100gr. Pada pengukuran absorban seri standar dengan konsentrasi yaitu 0 ;
13,5 ; 27,7 ; 38,1 ; 49,9 pada hasil analisi kdd dalam me/ 100gr untuk sampel A
diperoleh absorbansi 26,1 k dalam larutan 20,53 kadar k (ppm) 102,65 dan kadar
k (me/100gr) adalah 0,24 dengan menggunakan persamaan regensi y = 0,56 + 1,244
x.
Dalam
melakukan pengukuran Absorban dilakukan dengan menggunakan alat Flamefotometer.
Flame fotometer adalah suatu metode analisa yang berdasarkan pada pengukuran
besar emisi sinar monokromatik spesifik pada panjang gelmbang tertentu yang
dipancarkan oleh suatu alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam
keadaan menyala, prinsip dari flamefotometer adalah cahaya elektron yang
diemisi dari keadaan tereksistensi dan kemudian kembali pada keadaan standar.
Keadaan tereksistensi terjadi apabila elektron dari atom netral keluar dari
orbitnya menuju orbital yang lebih tinggi, proses ini terjadi dalam waktu yang
sangat singkat, sesaat setelah tereksistensi elektron tersebut akan kembali
kedalam keadaan awalnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan inilah
elektron akan memancarkan sejumlah sinar monokromatik tertentu. Flamefotometer
juga meiliki beberapa instrumen untuk analisa kualitatif yaitu filter
flamefotometer dan spekto flamefotometer.
Kriteria
penentuan kdd dalam tanah dapat berdasarkan ketersediaannya bagi tanaman yaitu
bentuk relatif tidak tersedia, bentuk lambat tersedia, dan bentuk segera
tersedia, kalium tidak tersedia itu sekitar 90 – 98% dari k total dalam tanah,
dalam bentuk batuan dan mineral primer, k lambat tersedia merupakan k dalam
tanah yang terserap oleh koloid tanah kalium tersedia adalah 2% dari k total
dalam tanah, berdasarkan pemukukan atau pembakaran. Adapun kriteria penentu kdd
yaitu :
1.
Sangat rendah 0,1 me K / 100g
2.
Rendah 0,35
me K / 100g
3.
Sedang 0,5
me K / 100g
4.
Tinggi 0,77
me K / 100g
Ketersediaan
kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejenis mineral liat,
jumlah k dapat ditukar, kapasitas filtrasi K, kalium dalam lapisan bawah,
kedalaman perakaran, kelembaban tanah, suhu tanah, reaksi tanah, keadaan
kalsium keadaan magnesium serta pengaruh unsur lain.
Gejala
yang akan tampak apabila tanaman kekurangan K, tanaman akan mudah layu, kerdil,
tulang daun pucat, daun kriput, ada bercak putih pada akar, daun mudah gugur,
batang mudah roboh dan apabila kelebihan kalium akan menyebabkan proses
penyerapan Ca dan Mg terganggu, pertumbuhan terhambat dan terjadi defisiensi
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Ketersediaan K bagi tanaman dapat
digolongkan menjadi 3 bentuk relatif tidak tersedia, lambat tersedia dan segera
tersedia
2.
Faktor yang mempengaruhi K dalam tanah
yaitu jenis mineralliat, keadaan kalsium, keadaan Mg kelembaban tanah,
perakaran dll
3.
Penetapan kdd dilihat dari ketersediaan
bagi tanaman dan dapat diketahui dengan menghitung absorban.
4.
Pada sampel A diketahui absorbannya 26,1
kalium me / 100g 0,22 untuk tanah B absorbannya 28,5 dan k me / 100 0,24
5.
Kelebihan dan kekurangan K akan
berdampak buruk bagi tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Huang.
1983. Interaksi Mineral Tanah Dengan
Organik Alami Dan Mikroba. Gajah Mada
University. Yogyakarta.
Harjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Presindo: Jakarta.
Sanchez. 1992. Sifat
Dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB. Bandung.
Schoeder. 1974. Kesuburan
Tanah. Gramedia. Yogyakarta.
Soepardi. 1983. Tanah Tropika. IPB. Bandung.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1.
Sampel Tanah A
Diket : Absorban 26,1
·
K dalam larutan
Y = a + bx
Y = 0,56 x 1,244x
26,1
= 0,56 + 1,244x
1,244x = 25,54
X = 20,53
·
K dalam ppm
Me NH4OH
K(ppm)
= K dalam larutan x -------------------
Berat
Tanah
25
= 20,53 x
------
5
= 102,65
Kadar ppm K/berat tanah
·
Kadar K (me/100g) = ---------------------------------
Mt
K2O
102,65/5
= -------------
94
= 0,22
2.
Sampel Tanah B
Diket : Absorban 28,5
·
K dalam larutan
Y = a + bx
28,5
= 0,56 + 1,244x
1,244x = 27,94
X = 22,46
Me
NH4OH
·
Kadar K(ppm) = K dalam larutan x
-------------------
Berat Tanah
25
= 22,46 x
------
5
= 112,3
Kadar ppm K/berat tanah
·
Kadar K (me/100g) = ---------------------------------
Mt
K2O
112,3/5
=
-------------
94
= 0,24
ACC
TABEL PENGAMATAN
A. Hasil pengukuran absorbansi seri larutan standar
Standar
Konsentrasi K(ppm)
|
Deret Standar K ( PPM )
|
||||
0
|
10
|
20
|
30
|
40
|
|
Absorban
|
0
|
13,5
|
25,7
|
28,1
|
49,9
|
B.
Hasil analisi kdd dalam me/100g
No
|
Tanah
|
Absobensi
|
Kdlm Larutan
|
K (ppm)
|
K (me/100g)
|
1
|
A
|
26,1
|
20,53
|
102,65
|
0,22
|
2
|
B
|
28,5
|
22,46
|
112,3
|
0,24
|
·
Y =
a + bx
Y
= 0,56 + 1,244x
Y
= absorban K dalam tanah
X =
nilai K dalam larutan
25
·
K(ppm) = ppm K
dalam larutan x -----
5
Kadar ppm K/berat tanah
·
Kadar K (me/100g) = ---------------------------------
M5
K2O
Pembahasan :
1. Jalannya praktikum
dan hasil praktikum
2. Prinsip kerja
Flamefotometer (berdasarkan referensi)
3. Kriteria penentuan
kadar kdd dalam tanah
4. Faktor yang
mempengaruhi ketersediaan k dalam tanah
5. Gejala kekurangan
dan kelebihan k pada tanaman
kok gk ada lporan aluminium dpat di tukar ya....?
BalasHapus