Selasa, 24 Juni 2014

Kalium Dapat Ditukar



ABSTRAK


Telah dilakukan praktikum kalium dapat ditukar yang bertujuan untuk menghitung kadar k di dalam tanah, fungsi k bagi tanaman dan gejala kelebihan dan kekurangan bagi tanaman. Alat yang digunakan adalah flamefotometer, wadah contoh pipet serta bahannya pereaksi 1N amonium asetat pH7 larutan latatum, standar k2O 100 ppm serta 2 sampel tanah. Dari kedua sampel larutan dihitung absorbannya dengan flamefotometer dan diperoleh hasil sampel A sebesar 0,22 dan sampel B sebesar 0,23. Dari larutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria sampel A adalah sedang dan sampel B adalah sedang.


Kata Kunci : Flamefotometer, tanah, larutan.










I.     PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kalium akan terjepit diantara kisi – kisi koistal yang mudah untuk mengembang dan mengkerut. Kalium dalam bentuk demikian tidak dapat digantikan oleh cara pertukaran hara dan konsekuensi tak tersedia dan disebut sebagai kalium yang dipertukarkan. Kalium kebanyakan terdapat pada tanah yang banyak mengandung mineral. Kalium dijumpai dalam tanah sebagai kalium dalam larutan tanah dan kalium dapat dipertukarkan dan diabsobsi oleh koloid tanah. Absorbsi kalium berada dalam kesetimbangan dinamis, dan dari larutan hara akan menyebabkan keseimbangan terganggu.

Ketersediaan k diartikan sebagai kalium yang dapat diserap tanaman. Dengan demikian ketersediaan kalium dalam tanah sangat tergantung adanya penambahan kaliumnya dari luas. Fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari luar, yang dalam hal ini dimaksudnya penambahan dan air irigasi.
Faktor tanah yang mempengaruhi fiksasi kalium adalah sifat koloid tanah dan adanya k yang berlebihan. Kemampuan koloid tanah dalam memfiksasi k adalah berbeda, dan ini sangat tergantung pada jenis dan sifat dari koloid itu sendiri. Sebagian besar dari kalium tanah mineral adalah bentuk kalium relatif tidak ada, k bersifat mudah bergerak k juga tidak dapat masuk ketanah melalui sumber lain sehingga proses peredaran k adalah lebih cenderung banyak hilang tanaman akan mempercepat proses kehilangan k tanah



1.2.  Tujuan Pecobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Dapat mengetahui cara menghitung kandungan kalium pada suatu sampel tanah.
2.      Dapat mengetahui fungsi kalium dalam tanah.
3.      Dapat mengerti pengertian kalium dapat ditukar.


















II. TINJAUAN PUSTAKA


Bentuk ketersediaan kalium pada sebagian besar tanah merupakan kalium dapat ditukar an dapat dilarut.Sederetan dan pengeskstrak dapat menjelaskan ketersediannya Kedua bentuk itu dengan cara yang memenuhi ketiga patokan bray, cara yang paling umum digunakan adalah pengekstrk dengan amonium asetat. Cara ini umumnya merupakan cara yang terbaik atau setidaknya sama baik dengan yang lain (Sanchez, 1992).

Transformasi mika menjadi vermukulit telah ditemukan kadang – kadang, tetapi ini lebih sering sebagai akibat pertukaran kalium dari kation yang ada dalam larutan hara, dan fungsinya bertindak terutama untuk menggeser kesetimbangan dengan reaksi ini dengan berlaku sebagai satu penampung bagi kalium (Huang, 1983).

Adanya kalium tersedia yang cukup dalam tanah menjamin ketegaran membuat tanaman lebih tahan terhadap sebagai penyakit dan merangsang pertumbuhan akar. Kalium dikenal sebagai hara penentu mutu dari produksi tanaman (Soepardi, 1987).

Umumnya kadar k kurang dari 20% dari kt tanah atau berkisar antara 10 – 400 ppm. Namun demikian tanah yang diamati secara intensif mengandung kdd yang berfariasi sekitar 1 – 5% dari kt tanah. K dapat dipertukarkan (kdd) didefinisikan sebagai k diserap pada kompleks permukaan koloid tanah. Pada mineral liat, kdd berada pada tampak jerapan non spesifik, yaitu posisi planel dan edge kdd dapat menjadi ukuran ketersediaan k dalam tanah (Schoeder, 1974).

Unsur k diserap tanaman dalam bentuk ion k+ dan dijumpai didalam tanah dalam jumlah yang berfariasi namun jumlahnya dalam keadaan yang tersedia bagi  tanaman biasanya kecil. Kalium yang ditambahkan dalam tanah biasanya dalam bentuk garam – garam yang mudah larut seperti kcl, KNO3 dan KmgSO4  (Hardjowigeno, 1995).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.  Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah A (hitam), tanah B (merah), 1N Amonium asetat dan larutan deret standar K2O konsentrasi 0 ; 10 ; 20 ; 30 dan 40.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah flamefotometer, wadah contoh dan pipet.

3.2.  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
Ditimbang 10g tanah kering, diayak maukkan dalam botol kecil
 

Ditambah 25 dan 50 ml larutan in anonium asetan pH7
 


Dikocok selama 10 dan 30 menit lalu disaring, diekstrak,
di tampung di dalam erlenmeyer 100ml
 



Diukur absorbannya masing – masing contoh pada flame fotometer
Diukur absorban seri larutan standar konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40 ppm
Dipipet  0, 10, 20, 30, 40ml larutan standar 100ppm lalu masukkan
dalam labu ukur 100ml ditambah ekstrak 1N amonium asetat
pH 4,8 hingga tera untuk mengukur absorban
Dilakukan pembuatan kurva linier antara konsentrasi larutan
standar (sumbu x) dengan absorban sumbu x lalu ditetapkan
kadar k nya (ppm) larutan
HASIL











IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan daripraktikum ini adalah :
A. Hasil pengukuran absorbansi seri larutan standar

Standar
Deret Standar K ( PPM )
0
10
20
30
40
Absorbansi
0
13,5
25,7
28,1
49,9

B. Hasil analisi kdd dalam me/100g
No
Tanah
Absobensi
Kdlm Larutan
K (ppm)
K (me/100g)
1
Sampel 1
26,1
20,53
102,65
0,22
2
Sampel 2
28,5
22,46
112,3
0,24


4.2 Pembahasan       

Pada praktikum ini telah dilakukan pengamatan dengan prosedur praktikum, yaitu menimbang dua jenis tanah yang berbeda 5gr dan kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah diberi label A dan B setelah itu menambahkan 25ml larutan 1N amonium asetat ke masing – masing botol, kemudian larutan dimasukkan atau dikocok di dalam shaker selama 15 menit kemudian larutan di dalam saring larutan tersebut dengan menggunakan kertas saring. Lalu larutan diukur dengan menggunakan flamefotometer.Dan telah diukur absorbannya 0, 10, 20, 30, 40

yang telah ditambahkan larutan amonium asetat. Setelah hasil yang diperoleh dari pengukuran absorbansi seri larutan standar dan hasil analisi kdd dalam me/100gr. Pada pengukuran absorban seri standar dengan konsentrasi yaitu 0 ; 13,5 ; 27,7 ; 38,1 ; 49,9 pada hasil analisi kdd dalam me/ 100gr untuk sampel A diperoleh absorbansi 26,1 k dalam larutan 20,53 kadar k (ppm) 102,65 dan kadar k (me/100gr) adalah 0,24 dengan menggunakan persamaan regensi y = 0,56 + 1,244 x.
Dalam melakukan pengukuran Absorban dilakukan dengan menggunakan alat Flamefotometer. Flame fotometer adalah suatu metode analisa yang berdasarkan pada pengukuran besar emisi sinar monokromatik spesifik pada panjang gelmbang tertentu yang dipancarkan oleh suatu alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan menyala, prinsip dari flamefotometer adalah cahaya elektron yang diemisi dari keadaan tereksistensi dan kemudian kembali pada keadaan standar. Keadaan tereksistensi terjadi apabila elektron dari atom netral keluar dari orbitnya menuju orbital yang lebih tinggi, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, sesaat setelah tereksistensi elektron tersebut akan kembali kedalam keadaan awalnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan inilah elektron akan memancarkan sejumlah sinar monokromatik tertentu. Flamefotometer juga meiliki beberapa instrumen untuk analisa kualitatif yaitu filter flamefotometer dan spekto flamefotometer.
Kriteria penentuan kdd dalam tanah dapat berdasarkan ketersediaannya bagi tanaman yaitu bentuk relatif tidak tersedia, bentuk lambat tersedia, dan bentuk segera tersedia, kalium tidak tersedia itu sekitar 90 – 98% dari k total dalam tanah, dalam bentuk batuan dan mineral primer, k lambat tersedia merupakan k dalam tanah yang terserap oleh koloid tanah kalium tersedia adalah 2% dari k total dalam tanah, berdasarkan pemukukan atau pembakaran. Adapun kriteria penentu kdd yaitu :
1.         Sangat rendah           0,1 me K / 100g
2.         Rendah                     0,35 me K / 100g
3.         Sedang                      0,5 me K / 100g
4.         Tinggi                        0,77 me K / 100g
Ketersediaan kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejenis mineral liat, jumlah k dapat ditukar, kapasitas filtrasi K, kalium dalam lapisan bawah, kedalaman perakaran, kelembaban tanah, suhu tanah, reaksi tanah, keadaan kalsium keadaan magnesium serta pengaruh unsur lain.
Gejala yang akan tampak apabila tanaman kekurangan K, tanaman akan mudah layu, kerdil, tulang daun pucat, daun kriput, ada bercak putih pada akar, daun mudah gugur, batang mudah roboh dan apabila kelebihan kalium akan menyebabkan proses penyerapan Ca dan Mg terganggu, pertumbuhan terhambat dan terjadi defisiensi


V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Ketersediaan K bagi tanaman dapat digolongkan menjadi 3 bentuk relatif tidak tersedia, lambat tersedia dan segera tersedia
2.        Faktor yang mempengaruhi K dalam tanah yaitu jenis mineralliat, keadaan kalsium, keadaan Mg kelembaban tanah, perakaran dll
3.        Penetapan kdd dilihat dari ketersediaan bagi tanaman dan dapat diketahui dengan menghitung absorban.
4.        Pada sampel A diketahui absorbannya 26,1 kalium me / 100g 0,22 untuk tanah B absorbannya 28,5 dan k me / 100  0,24
5.        Kelebihan dan kekurangan K akan berdampak buruk bagi tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Huang. 1983. Interaksi Mineral Tanah Dengan Organik Alami Dan Mikroba. Gajah Mada      University. Yogyakarta.
Harjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Presindo: Jakarta.
Sanchez. 1992. Sifat Dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB. Bandung.
Schoeder. 1974. Kesuburan Tanah. Gramedia. Yogyakarta.
Soepardi. 1983. Tanah Tropika. IPB. Bandung.                                   



















LAMPIRAN









PERHITUNGAN

1. Sampel Tanah A
            Diket   : Absorban       26,1
·         K dalam larutan
Y         = a + bx
Y         = 0,56 x 1,244x
26,1     = 0,56 + 1,244x
1,244x = 25,54
X         = 20,53

·         K dalam ppm

Me NH4OH
K(ppm) = K dalam larutan    x   -------------------
                                                     Berat Tanah


       25
             = 20,53    x   ------
                                    5
             = 102,65

                                                        Kadar ppm K/berat tanah
·         Kadar K (me/100g) =   ---------------------------------
                                                     Mt K2O

                                                        102,65/5
                               =   -------------
                                         94

                               = 0,22


2. Sampel Tanah B
            Diket   : Absorban       28,5
·         K dalam larutan
Y         = a + bx
28,5     = 0,56 + 1,244x
1,244x = 27,94
X         = 22,46
          Me NH4OH
·         Kadar K(ppm) = K dalam larutan    x   -------------------
                                                               Berat Tanah


       25
             = 22,46    x   ------
                                    5
             = 112,3

                                                        Kadar ppm K/berat tanah
·         Kadar K (me/100g) =   ---------------------------------
                                                     Mt K2O



                                                        112,3/5
                               =   -------------
                                         94

                               = 0,24



ACC


TABEL PENGAMATAN
A. Hasil pengukuran absorbansi seri larutan standar

Standar Konsentrasi K(ppm)
Deret Standar K ( PPM )
0
10
20
30
40
Absorban
0
13,5
25,7
28,1
49,9

B. Hasil analisi kdd dalam me/100g
No
Tanah
Absobensi
Kdlm Larutan
K (ppm)
K (me/100g)
1
A
26,1
20,53
102,65
0,22
2
B
28,5
22,46
112,3
0,24

·         Y   = a + bx
Y   = 0,56 + 1,244x
Y   = absorban K dalam tanah
X   = nilai K dalam larutan
         25
·         K(ppm)  =  ppm K dalam larutan    x   -----
                                                               5

                                                        Kadar ppm K/berat tanah
·         Kadar K (me/100g) =   ---------------------------------
                                                     M5 K2O

Pembahasan :
1. Jalannya praktikum dan hasil praktikum
2. Prinsip kerja Flamefotometer (berdasarkan referensi)
3. Kriteria penentuan kadar kdd dalam tanah
4. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan k dalam tanah
5. Gejala kekurangan dan kelebihan k pada tanaman

1 komentar:

turun lapang

turun lapang

turun lapang

turun lapang
Diberdayakan oleh Blogger.