II. MORTALITAS
A. Pengertian Mortalitas
Indonesia
mempunyai angka kelahiran dan angka kematian lumayan tinggi. Pada tahun 2010
CIA World Factbook menggolongkan Indonesia mempunyai urutan kematian ke 73 di
dunia yang masuk pada negara-negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi akibat dari masih tingginya tinggkat kelahiran dan walaupun di Indonesia
sudah mulai menurunnya tingkat kematian.
Harapan
Hidup Manusia Di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran untuk kesehatan di
Indonesia adalah 1,2% dari GDP Indonesia, sangat kecil, sehingga penanggulangan
dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah hal ini dibuktikan dengan
tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah 420 ibu meninggal saat
melahirkan, Bandingkan dengan peringkat 1 yaitu Norwegia, yang harapan hidupnya
mencapai 81 tahun lebih lama 10 tahun dari Indonesia, hal ini karena pemerintah
Norwegia sangat mementingkan kesehatan warganya terbukti pengeluaran pemerintah
untuk kesehatan adalah 7,5 % dari GDPnya,dengan tingkat keselamatan ibu pada
saat melahirkan per 100.000 kelahiran adalaha 7 orang
Menurut PBB
dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan
keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian
(naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam
faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk
atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu
wilayah.
Konsep-konsep lain yang terkait
dengan pengertian mortalitas adalah:
1.
Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi
yang belum berumur satu bulan.
2.
Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut
kematian janin (fetal death) adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara
lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam
kandungan.
3.
Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur
antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun.
4.
Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak
sebelum mencapai umur satu tahun.
B.
Penyebab
Kematian
Kematian dewasa umumnya
disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya
hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita umumnya
disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang
merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan
anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan
tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
·
Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi seperti
pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan,
nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga,
mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya
kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai
pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.
·
Komitmen MDG
Dalam hal kematian, Indonesia
mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals
(MDG) untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di
tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan
menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000
kelahiran.
Untuk mencapai tujuan ini
diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai instansi terkait, mulai
dari pemerintah baik pusat maupun daerah, LSM dan masyarakat pada umumnya.
Program-program apa yang perlu dikembangkan untuk tujuan ini, serta
indikator-indikator apa yang perlu diperhatikan untuk menurunkan Angka
Kematian Balita dan Angka Kematian Ibu?
·
Indikator Mortalitas
Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka
kematian yang umum dipakai adalah:
a. Angka Kematian Kasar
(AKK) atau Crude Death Rate (CDR).
b. Angka Kematian
Bayi (AKB)
c. Angka Kematian
Balita (AKBa 0-5 tahun)
d. Angka Kematian Anak
(AKA 1-5 tahun)
e. Angka Kematian
IBU (AKI)
f. Angka
Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy.
g. Angka Kematian Kasar
(AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
C.
Sumber Data Kematian
Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam
sumber, antara lain :
1.
sistem
registrasi fital
Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian yang ideal. Di sini, kejadian kematian
dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian tersebut terjadi. Di
Indonesia, belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional, yang ada
hanya sistem registrasi vital yang bersifat bersifat lokal, dan inipun tidak
sepenuhnya meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan
demikian di Indonesia tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari
sistem registrasi vital.
2.
sensus atau
survei penduduk
sensus atau survei penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk
mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Berbeda dengan sistem
registrasi vital, pada sensus atau survei kejadian kematian dicacat setelah
sekian lama peristiwa kejadian itu terjadi. Data ini diperoleh melalui sensus
atau survei dapat digolongkan menjadi dua bagian :
a). Bentuk
lasungsung (Direct Mortality Data)
Data kematian bentuk langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden
tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu. Apabila ada tidaknya
kematian tersebut dibatasi selama satu tahun terakhir menjelang waktu sensus
atau survei dilakukan, data kematian yang diperoleh dikenal sebagai ‘Current mortality
Data’.
b). Bentuk tidak
langsung (Indirect Mortalilty Data)
Data kematian bentuk tidak langsung diperoleh melalui pertanyaan tentang
‘Survivorship’ golonga penduduk tertentu misalnya anak, ibu, ayah dan
sebagainya. Dalam kenyatan data ini mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan
dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai
di Indonesia adalah data kematian bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu data
‘Survivorship’ anak. Selain sumber data di atas, data kematian unutk penduduk
golongan tertentu di suatu tempat, kemungkinan dapat diperoleh dari rumah
sakit, dinas pemakaman, kantor polisi lalu lintas dan sebagainya.
D. Jenis Kematian di Dalam Rahim (Intra Uterin)
1.
Abortus Abortus
kematian
janin menjelang dan sampai umur 16 minggu.
2.
Immatur Immatur
kematian
janin antara umur kandungan diatas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28
minggu.
3.
Prematur Prematur
kematian
janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir.
E. Jenis Kematian Bayi di Luar Rahim (Extra Uterin)
1.
Lahir mati mati (still birth)
2.
Kematian baru baru lahir (neo natal death) kematian
bayi sebelum berumur satu bulan tapi kurang dari setahun.
3.
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah
kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun.
4.
Kematian bayi (infant mortality) kematian setelah bayi
lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas
1. Pendidikan
Terdapat
hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi tinggi
rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti
berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.
Pendidikan
memberi kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung
jawab wanita itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 faktor yaitu :
a. Berkurangnya
fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak.
b. Kesanggupan
yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya fasilitas kesehatan.
c. Perubahan
perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan titik berat
kekuasaan dari sesepuh kepada anak.
Analalisis
khusus mengelompokkan ibu-ibu yang bisa baca tulis , serta yang mengikuti
sekolah baik formal maupun non formal terdapat angka kematian yang berbeda.
2.
Pendapatan
Pendapatan
sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk kesehatan
faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah saling
berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayi/anak.
Apabila
salah satu indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi
dan anak, ternyata terdapat hubungan yang negatif.
3.
Kesehatan
Kesehatan
berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang terus
dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan
para medis, terhadap jumlah penduduk.
4.
Faktor Demografi
Yang dipilih
adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total (TFR). Apabila
tertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan posifit
antara mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan
salah satu faktor diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Faktor langsung (faktor dari dalam)
a. Umur,
b. Jenis
kelamin,
c. Penyakit,
d.
Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2. Faktor tidak langsung
(faktor dari luar)
a. Tekanan,
baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan
dalam perkawinan,
c. Kedudukan
sosial-ekonomi,
d. Tingkat
pendidikan,
e.
Pekerjaan,
f. Beban
anak yang dilahirkan,
g. Tempat
tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat
pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas
kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik
dan bencana alam.
G. Cara
Mengukur Kematian
Angka Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di
suatu wilayah tertentu.
Rumus
dimana
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun
tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Catatan1: P idealnya adalah “jumlah penduduk
pertengahan tahun tertentu” tetapi yang umumnya tersedia adalah “jumlah
penduduk pada satu tahun tertentu” maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi.
Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata
kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740
kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar
214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar
3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000
penduduk.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Konsep Dasar
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari
sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan
kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak
lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal,
adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia
satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh
lingkungan luar.
Kegunaan
Kegunaan Angka Kematian Bayi
dan Balita
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial
ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian
Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan
kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor
endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi
angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti
tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka
Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada
anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk
anak dibawah usia 5 tahun.
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian
bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Cara Menghitung
Dimana:
AKB = Angka Kematian
Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th =Jumlah Kematian Bayi (berumur
kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu (lihat modul fertilitas untuk definisi
kelahiran hidup).
K = 1000
Sumber Data
Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia
dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat
perhitungan/estimasi tidak langsung dengan program “Mortpak 4″. Program
ini menghitung AKB berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH)
atau Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau
Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul fertilitas).
Angka Kematian Bayi dibagi menjadi dua :
1) Angka Kematian
NeoNatal
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu.
Rumus
dimana:
Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur
0-<1bulan
∑D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur
0 – kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu di daerah tertentu
K = 1000
2) Angka kematian Post
Neo-natal
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal
Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1
bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Rumus
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi
berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun
∑D 1bulan-<1tahun = Jumlah
kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu
tahun tertentu & daerah tertentu
∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu & daerah tertentu
K = konstanta (1000)
Angka Kematian Anak
Konsep
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah
penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai
dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.
Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian
Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan
diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular
pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah
(Budi Utomo, 1985).
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.
Rumus
Dimana:
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya
kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu
tahun tertentu di daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk
berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000.
Angka Kematian Balita
Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak
termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4
tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak
berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Cara Menghitung
Dimana:
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya
kematian anak berusia 0-4 th pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah
penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun tertentu di daerah
tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000.
Angka Kematian Ibu
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio
kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka
kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian
ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran
Rumus
Rumus
Dimana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah
banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42
hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang
lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI
dibutuhkan sampel yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang
jarang. Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia
untuk keperluan pengembangan perencanaan program.
Angka Harapan Hidup
Konsep Dasar
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan
sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas,
meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan
kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan
yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai,
yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.
Definisi
Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun
hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
Kegunaan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Cara Menghitung
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan
Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya
diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga
dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di
Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup
digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
H. Pengaruh
Mortalitas Terhadap Kesehatan Masyarakat
Di dalam studi ilmu kependudukan terdapat sebuah komponen yang ikut
mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah yaitu kematian atau
mortalitas. Peristiwa kematian dapat disebabkan oleh banyak faktor salah
satunya adalah kesehatan. Suatu korelasi timbal balik antara mortalitas dengan
kesehatan masyarakat ada dua macam, yaitu korelasi yang bersifat positif atau
menguntungkan maupun korelasi yang bersifat negative atau merugikan.
Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas dengan
kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas maka kelajuan pertumbuhan
penduduk yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis
kepadatan penduduk pun dapat berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi
lahan yang semula untuk perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat
misalnya pertanian, lahan perkebunan, sumber lapangan pekerjaan, dan lain-lain.
Dengan demikian kesejahteraan penduduk akan semakin meningkat begitu pula
derajat kesehatan masyarakat. Sebagai ilustrasi pada suatu wilayah yang padat
penduduknya maka letak bangunan yang satu dengan lainnya saling berhimpitan
sehingga menimbulkan banyak permasalahan kesehatan, seperti sanitasi yang
kurang memadai, kurangnya lahan sumber oksigen (tumbuh-tumbuhan), dan
sebagainya.
Korelasi yang bersifat negative atau merugikan antara mortalitas dengan
kesehatan masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu
sendiri. Dalam studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L.
Blum, diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau masyarakat,
pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik. Kematian dapat disebabkan
karena perilaku dan pola hidup yang tidak bersih dan sehat sehingga menimbulkan
penyakit, apabila penyakit tersebut menyebar ke masyarakat maka dapat terjadi
kematian penduduk dalam jumlah yang banyak. Kedua, kematian dapat disebabkan
oleh pelayanan kesehatan yang kurang memadai, hal ini terkait dengan kebijakan
kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti adanya penyelewengan dana
penyediaan alkes, pembagian jamkesmas yang tidak merata dan sesuai sasaran
menyebabkan terjadinya kematian penduduk terutama penduduk yang ada di bawah
garis kemiskinan. Ketiga, banyak penyakit yang bersumber dari lingkungan.
Misalnya, lingkungan yang kumuh memiliki sedikit sumber oksigen
(tumbuh-tumbuhan), sedikitnya lahan untuk membuang sampah rumah tangga sehingga
mencemari tanah, air, dan udara. Keempat, banyaknya kematian juga dipengaruhi
oleh factor genetic, di mana seorang bayi yang lahir cacat bahkan meninggal
dunia dapat diakibatkan oleh gen orang tua yang mengandungnya, misalnya sang
orang tua tidak gemar mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi kandungannya atau
terdapat penyakit keturunan yang dibawa oleh orang tuanya.
Sumber :
Badan Pusat Statistik, 2003. Survai Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2002-2003. Kerjasama antara BPS, BKKBN, Depkes, dan ORC Macro, Calverton, Maryland USA, December 2003.Barclay, G.W. 1970. Techniques of population Analysis.
John Wiley dan Sons, Inc. New York, London, Sidney, Eight Printing.
Budi Utomo, 1985. Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Proyek Penelitian Morbiditas dan Mortalitas. Universitas Indonesia, Jakarta, 1985
Palmore, J.A. 1971. Measuring Mortality : a self teaching guide to
elementary measures, papers of the East – west population Institute No. 15.
Honolulu, Hi.
Pemerintah RI dan WHO, 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005, Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization, Agustus 2000.
Pollard, A.H. Yusuf, F. , pollard, G.N. 1974. Demographic Techniques.
pergamon press Australia. Diakses dari website.
Sembiring, DR.RK. : Demographic Fakultas Pasca Sarjana IKIP( Jakarta),
1985.
Maaf sebelumnya saya ingin bertanya. Lalu menurut anda sendiri, bagaimana cara menurunkan nilai mortalitas itu sendiri mengingat Indonesia mempunyai angka kematian yang cukup tinggi?
BalasHapus