I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin maju suatu
negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang menganggur,
maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil
jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena
kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat membutuhkan banyak anggaran belanja,
personalia dan pengawasan. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society (1961)
mengungkapkan bahwa dorongan untuk mencapai keberhasilan merupakan motif yang
sangat penting sekali untuk menentukan keberhasilan seseorang dan juga
keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan.
Wirausahawan merupakan
orang yang berani mengambil resiko dan menghadapi ketidakpastian dalam setiap
hal yang dilakukan dan dijalankan dan selalu mempunyai rencana untuk setiap hal
yang dia lakukan juga bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan apabila hal
yang tidak diinginkan itu terjadi. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi
pembangunan baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini
kita menghadapi kenyataan bahwa wirausahawan di Indonesia masih berjumlah
sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga wirausahawan yang
bermutu dan berkompeten sangat dibutuhkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui
sejauh mana usaha kecil yang dijalankan berkembang
2. Motif
apa yang dilakukan dalam menjalankan usahanya.
II.
IDENTIFIKASI
USAHA
Data
diri pemilik dan usaha:
Nama : Ibu Lisma
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMA
Posisi : Pemilik
Jenis Usaha : Berdagang
Nama Tempat Usaha : Toko Mahkota
Lama Kerja : 3 tahun
Alamat : Jalan
Pagar Alam (Gg. PU) Kec. Kedaton Bandar
Lampung
No.
Telp/Hp : 085769591700
Ibu Lisma merupakan
salah seorang wirausaha yang menjalankan usahanya dalam bidang perdagangan yang
menjadi spesifikasinya terutama berdagang keripik, tidak hanya keripik pisang
tetapi juga keripik singkong, mantang, dan juga kemplang. Keripik yang ibu Lisma
jual memiliki beraneka macam rasa sehingga memiliki kesan unik dan berwarna
dalam produknya. Ibu Lisma memulai usahanya sudah 3tahun yang lalu yang
merupakan usahanya yang kedua setelah
dia gagal dalam usahanya menjual pakaian. Setelah gagal dalam usaha
berjualan
menganggu
kesehariannya. Saat dirasakan banyak kekosongan dalam menjalani kesehariannya,
ibu Lisma mulai berusaha berjualan keripik.
Tempat usaha dimana ibu
Lisma berdagang sekarang ia menyewa dengan harga sebesar 5 juta rupiah per
tahun. Dalam setiap kali produksi ibu Lisma bisa membuat 500 sisir pisang untuk
sekali produksi, setiap produksi itu tentu tidak langsung habis untuk di jual,
tetapi 500 sisir pisang dalam satu kali produksi itu untuk berdagang selama 1-2
minggu. Dalam sekali produksi biasanya ibu Lisma bisa memproduksi 30 kg
keripik. Produksi keripik yang ibu Lisma lakukan hanya dibantu anaknya yang
masih duduk di bangku SMA tanpa adanya karyawan sehingga satu kali produksi
tidak bisa dilaksanakan hanya satu hari. Toko ibu Lisma tidak memiliki karyawan
karena belum mampu membiayai gaji karyawannya karena usahanya hanya usaha
rumahan sendiri.
Bahan yang didapatkan
ibu Lisma dalam berproduksi didapatkannya dari langganannya yang ada di Tanjung
Bintang dan Rajabasa yang biasa mengirim bahan produksi ke tokonya secara
langsung. Kendala usaha yang dilakukan ibu Lisma yang utama adalah susahnya
mendapatkan bahan untuk produksi terutama saat hari-hari raya, saat susah
mendapatkan bahan untuk membuat keripik dari produsennya biasanya ibu Lisma
mencari sendiri bahan yang dibutuhkan di pasar dan menyewa mobil untuk membawa
barang yang dibeli sampai ke tokonya.
Sejak November 2012, sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI Provinsi Lampung
sehingga produknya terjamin kualitasnya. Dari usaha yang dilakukannya, ibu
Lisma bisa mendapatka omset kotor sekitar 15 juta rupiah dalam sebulan dan
pendapatan bersihnya sekitar 3-6 juta per bulan. Omset yang ibu Lisma dapatkan
biasanya selalu diputar lagi untuk menjalankan usahanya dan biaya anaknya
sekolah. Saat ini ibu Lisma sudah bisa membeli motor untuk sekedar belanja dan
mengantarkan anaknya sekolah dan membantu suaminya yang bekerja sebagai PNS.
Deskripsi yang dijelaskan diatas membuktikan bahwa teori dalam berwirausaha yaitu
kita harus berani dalam melangkah dan mengambil keputusan, meskipun pernah
mengalami kegagalan namun tetap optimis dan selalu mempunyai visi dan untuk memanfaatkan
peluang yang ada sebagai jalan kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik.
III.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
bisa didapat dari identifikasi usaha
kecil diatas yaitu:
1.
Ibu Lisma menjalankan usahanya dengan mendapatkan
keuntungan untuk diputar lagi untuk menjalankan usahanya dan biaya anaknya
sekolah dan membantu suaminya. Usaha ibu Lisma bersifat rumahan.
2.
Mengisi kekosongan setelah gagal dalam
usahanya yang pertama dan sekaligus sebagai pendapatan untuk keluarganya.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011.
Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung
Danuhadimejo,
Djatmiko. 1998. Wiraswasta dan Pembangunan. Alfabeta: Bandung
0 komentar:
Posting Komentar