Selasa, 24 Juni 2014

Analisis Pengusaha Tugas Kewirausahaan



I.                   PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat membutuhkan banyak anggaran belanja, personalia dan pengawasan. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society (1961) mengungkapkan bahwa dorongan untuk mencapai keberhasilan merupakan motif yang sangat penting sekali untuk menentukan keberhasilan seseorang dan juga keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan.
Wirausahawan merupakan orang yang berani mengambil resiko dan menghadapi ketidakpastian dalam setiap hal yang dilakukan dan dijalankan dan selalu mempunyai rencana untuk setiap hal yang dia lakukan juga bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan apabila hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa wirausahawan di Indonesia masih berjumlah sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga wirausahawan yang bermutu dan berkompeten sangat dibutuhkan.


  

B.  Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Mengetahui sejauh mana usaha kecil yang dijalankan berkembang
2.      Motif apa yang dilakukan dalam menjalankan usahanya.



 













II.                IDENTIFIKASI USAHA

Data diri pemilik dan usaha:
Nama                           : Ibu Lisma
Umur                           : 50 tahun
Pendidikan                  : SMA
Posisi                           : Pemilik
Jenis Usaha                 : Berdagang
Nama Tempat Usaha   : Toko Mahkota
Lama Kerja                 : 3 tahun
Alamat                                    : Jalan Pagar Alam (Gg. PU) Kec. Kedaton Bandar
                                      Lampung
No. Telp/Hp                : 085769591700

Ibu Lisma merupakan salah seorang wirausaha yang menjalankan usahanya dalam bidang perdagangan yang menjadi spesifikasinya terutama berdagang keripik, tidak hanya keripik pisang tetapi juga keripik singkong, mantang, dan juga kemplang. Keripik yang ibu Lisma jual memiliki beraneka macam rasa sehingga memiliki kesan unik dan berwarna dalam produknya. Ibu Lisma memulai usahanya sudah 3tahun yang lalu yang merupakan usahanya yang kedua setelah  dia gagal dalam usahanya menjual pakaian. Setelah gagal dalam usaha berjualan

menganggu kesehariannya. Saat dirasakan banyak kekosongan dalam menjalani kesehariannya, ibu Lisma mulai berusaha berjualan keripik.
Tempat usaha dimana ibu Lisma berdagang sekarang ia menyewa dengan harga sebesar 5 juta rupiah per tahun. Dalam setiap kali produksi ibu Lisma bisa membuat 500 sisir pisang untuk sekali produksi, setiap produksi itu tentu tidak langsung habis untuk di jual, tetapi 500 sisir pisang dalam satu kali produksi itu untuk berdagang selama 1-2 minggu. Dalam sekali produksi biasanya ibu Lisma bisa memproduksi 30 kg keripik. Produksi keripik yang ibu Lisma lakukan hanya dibantu anaknya yang masih duduk di bangku SMA tanpa adanya karyawan sehingga satu kali produksi tidak bisa dilaksanakan hanya satu hari. Toko ibu Lisma tidak memiliki karyawan karena belum mampu membiayai gaji karyawannya karena usahanya hanya usaha rumahan sendiri.         
Bahan yang didapatkan ibu Lisma dalam berproduksi didapatkannya dari langganannya yang ada di Tanjung Bintang dan Rajabasa yang biasa mengirim bahan produksi ke tokonya secara langsung. Kendala usaha yang dilakukan ibu Lisma yang utama adalah susahnya mendapatkan bahan untuk produksi terutama saat hari-hari raya, saat susah mendapatkan bahan untuk membuat keripik dari produsennya biasanya ibu Lisma mencari sendiri bahan yang dibutuhkan di pasar dan menyewa mobil untuk membawa barang yang dibeli sampai ke tokonya.
 Sejak November 2012, sudah mendapatkan  sertifikat halal dari MUI Provinsi Lampung sehingga produknya terjamin kualitasnya. Dari usaha yang dilakukannya, ibu Lisma bisa mendapatka omset kotor sekitar 15 juta rupiah dalam sebulan dan pendapatan bersihnya sekitar 3-6 juta per bulan. Omset yang ibu Lisma dapatkan biasanya selalu diputar lagi untuk menjalankan usahanya dan biaya anaknya sekolah. Saat ini ibu Lisma sudah bisa membeli motor untuk sekedar belanja dan mengantarkan anaknya sekolah dan membantu suaminya yang bekerja sebagai PNS. Deskripsi yang dijelaskan diatas membuktikan bahwa teori dalam berwirausaha yaitu kita harus berani dalam melangkah dan mengambil keputusan, meskipun pernah mengalami kegagalan namun tetap optimis dan selalu mempunyai visi dan untuk memanfaatkan peluang yang ada sebagai jalan kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

 

III.             KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa  didapat dari identifikasi usaha kecil diatas yaitu:
1.      Ibu Lisma menjalankan usahanya dengan mendapatkan keuntungan untuk diputar lagi untuk menjalankan usahanya dan biaya anaknya sekolah dan membantu suaminya. Usaha ibu Lisma bersifat rumahan.
2.      Mengisi kekosongan setelah gagal dalam usahanya yang pertama dan sekaligus sebagai pendapatan untuk keluarganya.





LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung
Danuhadimejo, Djatmiko. 1998. Wiraswasta dan Pembangunan. Alfabeta: Bandung



0 komentar:

Posting Komentar

turun lapang

turun lapang

turun lapang

turun lapang
Diberdayakan oleh Blogger.