Selasa, 24 Juni 2014

Pengamatan Profil Tanah



I.        PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang

Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan , baik secara fisis maupun kimia yang di bantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air.

Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit.tanah yang terbentuk dipermukaan bumi secaralangsung maupun tidak langsung berkembang dari mineral batu-batuan. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah terbentuk struktur tanah pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian bawah dan berbagai proses lain. Lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena proses pembentukan tanah disebut horizon tanah. Susunan tanah ini biasa di sebut profil tanah.

Manusia menemukan ciri-ciri tanah pada tempat tertentu yang berbeda-beda jenis baik warna, tekstur, dan sebagainya. Misalnya saja tanah yang terbentuk dari batuan pasir cenderung memiliki kandungan pasir yang tinggi menyebabkan tanahnya kurang subur dibandingkan dengan tanah yang berasal dari pelapukan batuan vulkanik. Ciri-ciri morfologi profil tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang hanya dialami oleh satu jenis tanah selama pelapukan dan perkembangannya.

1.2.       Tujuan

Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1.        Untuk mengetahui proses pembentukan tanah.
2.        Untuk mengetahui cara pengamatan profil tanah.
3.        Mengetahui secara jelas apa yang dimaksud profil tanah.
4.        Dapat menentukan lapisan-lapisan ( horizon ) tanah.

























II.         TINJAUAN PUSTAKA



Profil tanah  merupakan suatu iris dan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalam tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid tanah (Buckman, 1982).
Lapisan-lapisan pembentuk tanah ditentukan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan samapai ke permukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah itu kemudian ditentukan ketebalan solum tanah itu, kemudian ditentukan tebalnya lapisan atas tanah dan lapisan bawah nya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan yang mencolok. Lapisan atas (top soil) merupakan tanah yang relative subur dibandingkan subsoil karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang memungkinkan dapat terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Hanafiah, 2009).
 Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang di sebut tanah.  Tiap tanah di cirikan oleh susunan horizon tertentu.  Secara umum dapat di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama.  Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya (Pairunan, 1985).

Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah.  Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat.  Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar. Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari organism yang hidup diatasnya. Selain itu terdapat pula udara dan air didalam tanah. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditampung atau ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat lain. Disamping percampuran bahan organic, terbentuk pula lapisan-lapisan tanah (Hardjowigeno, 1985).














III.             METODOLOGI PERCOBAAN



3.1.   Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah yang digali dengan panjang, lebar, dan kedalaman yang telah ditentukan.

Adapun alat-alat yang digunakan adalah bor tanah, cangkul, meteran rol baja, penusuk untuk penahan meteran, buku Munsell Soil Color Chart, pengukur pH tanah, penetrometer, loupe, dan palu geologi.


3.2.   Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Orientasi pada seluruh penampang tanah dilakukan dan diperhatikan adanya perbedaan-perbedaan sifat tanah dalam setiap lapisan tanah.

Pisau digunakan ditangan kanan dan dinding tanah ditusuk atau dicungkil, sementara itu perbedaan tekstur dirasakan menggunakan tangan kiri dengan diremas-remas.
Batas ditarik berdasarkan perbedaan-perbedaan yang dirasakan dan dilihat.



 


Dilakukan deskripsi dan pencatatan hasil deskripsi.
                                                       Hasil




IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
Profil Tanah 1
NO
Pengamatan
Lapisan
L1
L2
L3

1
Dalam Lapisan ( cm )
0-18
18-53
53-130

2
Tekstur Tanah
Liat Berpasir
Lempung Berliat
Liat

3
Kandungan Bahan Kasar
-
-
-

4
Struktur Tanah
Gembur
Bulat
Bersudut

5
Warna Tanah
Very Dusky Red
Dark Red
Red


2,5 YR 2.5/4
2,5 YR 3/6
2,5 YR 5/8

6
Konsistensi





Kelekatan
Tidak Lekat
Lekat
Sangat Lekat


Plastisitas
Tidak Lekat
Plastis
Sangat Plastis



Kedalaman solum       > 130 cm
Kedalaman efektif      0-130 cm

3.2 Pembahasan

Dalam praktikum Penampang Profil Tanah, digunakan 1 sampel penampang vertikal tanah yang memiliki 3 lapisan atau horizon tanah dengan kedalaman masing-masing 0-18 cm, 18-53 cm, dan 53-130 cm. Pada lapisan 1 (0-18 cm) tanah bertekstur liat berpasir, lapisan 2 (18-53 cm) bertekstur lempung  berliat, dan laisan 3 (53-130 cm) bertekstur liat. Pada lapisan 1 tanah bertekstur gembur, lapisan 2 berstruktur bulat dan lapisan 3 berstruktur bersudut. Tanah pada lapisan 1 berwana merah kehitaman, lapisan tanah 2 berwarna merah gelap, dan warna tanah lapisan 3 adalah merah. Konsistensi tanah lapisan 1 bersifat tidak lekat dan tidak plastis, sedangkan tanah lapisan 3 bersifat sangat lekat dan sangat plastis.

Tanah merupakan hasil pelapukan fisik dan kimiawi dari bahan yang berlangsung selama ribuan tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah :
1.      Bahan Induk
Bahan induk meliputi jenis batuan dan mineral.
2.      Relief / topografi
Adalah perbedaan ketinggian atau bentuk wilayah suatu daerah.
3.      Iklim
Iklim mempengaruhi baik secara langsung melalui proses pencucian, pelapukan, dan translokasi, maupun secara tidak langsung melalui pertumbuhan vegetasi.
4.      Organisme
Organisme membantu pelapukan secara biologi.
5.      Waktu
Waktu mempengaruhi perkembangan tanah ( tanah muda, dewasa, dan tua ).

Cara pengambilan tanah atau sampel tanah secara utuh yaitu diambil pada permukaan atas tanah atau top soil (0-20 cm). Sedangkan cara pengambilan sampel tanah terganggu yaitu diambil pada kedalaaman antara 0-20 cm dan kedalaman 20-40 cm, karena semakin dalam maka tidak akan ditemukan agregat yang utuh dan hanya tanah terganggu.

Solum tanah adalah kedalaman lapisan tanah dari permukaan hingga bahan induk. Solum merupakan penampang tanah dari horizon A hingga horizon B dengan kedalaman bervariasi tergantung perkembangan tanah mulai dari 5 cm hingga 10 cm. Ketebalan solum sangat menentukan perkembangan akar, bila solum tipis maka perkembangan akan terhambat dan sebaliknya. Sedangkan kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih ditemukan aktivitas dari tumbuhan seperti perakaran, dan lain-lain. Pada pengamatan yang dilakukan, kedalaman efektif pada sampel tanah adalah 0-130 cm sedangkan kedalaman solumnya > 130.















V.                KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan adalah :
1.      Profil tanah 1 memiliki keragaman yang tinggi karena memiliki 6 lapisan dibandingkan dengan profil tanah 2 yang memiliki 4 lapisan.
2.      Profil tanah 1 memiliki lebih banyak bahan organic karena memiliki ketebalan 23 cm disbanding profil tanah 2 yang hanya 15 cm.
3.      Kandungan bahan kasar tanah 1 adalah Fe yang ditemukan pada lapisan 4, 5, dan 6.
4.      Profil tanah 1 memiliki kedalaman efektif yang lebih dalam dibandingkan profil tanah 2.
5.      Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah bahan induk, topografi, iklim, organism, dan waktu.
6.      Cara pengambilan contoh tanah yaitu contoh tanah tidak terusik, contoh tanah terusik, dan contoh tanah dalam agregat tidak terusik.
7.      Plintit ditemukan pada profil tanah 1 namun tidak ditemukan pada profil tanah 2.
















DAFTAR PUSTAKA


Buckman, D. 1982. Ilmu Tanah. Barat Karya Aksara. Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Akademik Persindo. Jakarta.
Pairunan, A. K. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPT INTIM. Ujung Pandang.




































LAMPIRAN

























ACC

NO
Pengamatan
Lapisan
L1
L2
L3

1
Dalam Lapisan ( cm )
0-18
18-53
53-130

2
Tekstur Tanah
Liat Berpasir
Lempung Berliat
Liat

3
Kandungan Bahan Kasar
-
-
-

4
Struktur Tanah
Gembur
Bulat
Bersudut

5
Warna Tanah
Very Dusky Red
Dark Red
Red


2,5 YR 2.5/4
2,5 YR 3/6
2,5 YR 5/8

6
Konsistensi





Kelekatan
Tidak Lekat
Lekat
Sangat Lekat


Plastisitas
Tidak Lekat
Plastis
Sangat Plastis



Kedalaman solum       > 130 cm
Kedalaman efektif      0-130 cm
Pembahasan
1.      Bahas data yang diperoleh!
2.      Faktor pembentuk tanah!
3.      Apa yang menyebabkan terbentuknya bahan kasar?
4.      Sebutkan dan jelaskan cara pengambilan sampel tanah (secara utuh dan terganggu)!
5.      Jelaskan kedalaman solum dan kedalaman efektif!










0 komentar:

Posting Komentar

turun lapang

turun lapang

turun lapang

turun lapang
Diberdayakan oleh Blogger.