Senin, 02 Desember 2013

PENGENALAN ORDO LEPIDOPTERA

PENGENALAN ORDO LEPIDOPTERA

Ordo Lepidoptera merupakan ordo yang dimiliki oleh serangga dewasa yang memiliki sayap bersisik, contoh serangga lepidoptera ialah :
1. ngengat
2. kupu-kupu

metamorfosisnya holometabola (sempurna)
dari telur-larva(ulat)-pupa(kepompong)-imago(serangga dewasa)

v  Ciri ciri ordo Lepidoptera
1)      Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
2)      Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva –
kepompong (pupa) – imago
3)      Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
Pupa kokon: bagian tubuh pupa terlindung kokon.
4)      Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.


v  Siklus Hidup Lepidoptera

Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Sebenarnya, kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun hampir setahun tergantung pada spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat larva yang


 agak lama, dan ada yang mampu menjadi dorman ketika dalam tingkat pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin. Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu bertelur lebih sekali dalam setahun.

Ø  Telur
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempatberkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu mikropilyang bertujuan memungkinkan masuknyasperma untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.
Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas.

Ø  Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi ada beberapa spesies sepertiSpalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga. Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan semut. Beluncas berhubungan dengan semut dengan menggunakan getaran yang dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal kimia.Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar. Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat dari campurankitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat. Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang terakhir.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam pasangprokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Ulat tumbuh melalui serangkaian moults ; setiap tahap peralihan disebut instar . The rontok terakhir membawa mereka ke dalam pupa tidak aktif atau tahap kepompong. Seperti semua serangga, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di sepanjang sisi dada dan perut yang disebut spirakel . Cabang ini ke dalam rongga tubuh ke jaringan tracheae. Sebuah ulat beberapa keluarga Pyralidae adalah air dan memiliki insang yang membiarkan mereka bernapas di bawah air.
Beberapa ulat memuntahkan cairan pencernaan asam pada musuh menyerang. Banyak papilionid larva menghasilkan bau tidak sedap dari kelenjar extrudable disebut osmeteria. Beberapa ulat mendapatkan perlindungan dengan mengaitkan diri dengan semut. Para Lycaenid kupu-kupu sangat terkenal untuk ini. Mereka berkomunikasi dengan semut pelindung mereka dengan getaran serta sarana kimia dan biasanya memberikan imbalan makanan.

Ø  Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini, ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari. Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.

Ø  Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun.


v  Sub ordo Yugatae
Kedua sayap depan dan belakang dihubungkan dengan yugum
. Yugum berbentuk seperti kait (tajuk) pada bagian dasar
dari sayap depan dan menjorok ke bagian bawah sayap belakang.
Dengan adanya yugum sayap depan dan belakang berlekatan satu sama lain sehingga pada waktu terbang bergerak bersama-sama. Termasuk ke dalam sub ordo Yugatae adalah ngengat primitif primitif, misalnya misalnya dari Familia Familia
Micropterygidae Micropterygidae, dimana imagonya imagonya bertipe mengigit dan hal ini merupakan penyimpangan dari tipe alat mulut Lepidoptera pada umumnya. Jenis-jenis dari Yugatae tidak banyak menjadi hama. Di Indonesia ada satu Familia yang merupakan hama yaitu Familia Hepiadidae, dimana ulatnya itu sebagai penggerek akar dan bulu-bulu akar. Di Jawa ada satu genus  Phassus yang terdapat pada pohon kina, teh, coklat, dan singkong.

v  Sub ordo Frenatae
Anggota-anggota sub ordo Frenatae memiliki organ yang disebut frenulum. Frenulum adalah sekelompok rambut kasar yang menjulur ke depan pada pangkalsayap belakang di bagian depannya.
1.      Familia Cossidae
Ulat dari Familia ini merupakan penggerek batang dan cabang pada bermacam-macam tanaman. Contoh: Cossus subfuscus (penggerek pada kulit sekunder dari pohon petai) dan Phragmatoccia parvipunata (penggerek pada tebu).

2.      Familia Plutellidae
Plutella maculipennis, ulat berwarna hijau, makan bagian bawah daun dari tanaman kubis dan bekas serangannya pada daun kubis kelihatan seperti jendela putih yang tak teratur.

3.      Familia Pyralidae
Schoenobius bifunctife, penggerek kuning batang padi biasanya dikenal dengan nama hama Sundep/Beluk. Scirpophaga innotata (penggerek putih batang padi).

4.      Familia Zygaenidae
Ukuran ulatnya kecil, kerap kali warnanya mencolok. Pada badan terdapat bintik-bintik , menyukai daun yang pertumbuhannya telah selesai dan kaku. Biasa hidup pada pohon-pohon tinggi yang termasuk monokotil (kelapa dan bamboo). Contoh: Artona cartoxantha dan Artona trisignata (pada Zingiberaceae).

5.      Familia Psychidae
Ulat membuat kntung untuk berlindung. Seluruh tubuh ulat terbungkus atau terlindung dalam kantung. Untuk aktivitas hidupnya hanya mengeluarkan kepala dari bagian depan dan toraks yang dikeluarkan. Contoh: Mahasena corbetti.

6.      Familia Geometridae
Kupu-kupu anggota Familia Geometridae terkenal dengan ulatnya yang disebut ulat kian (ulat jengkal). Ulat ini memiliki ciri khas yaitu proleg dan bagian tengah tidak ada. Contoh: Alsophila pometaria.

7.      Familia Bombycidae
Kupu-kupu anggota Bombycidae, mempunyai rumah kepompong berwarna putih yang merupakan bahan mentah dari sutera. Ulat memiliki ciri pada ujung abdomennya ada semacam ‘tanduk’. Contoh: Bombyx mori.

8.      Familia Saturniidae
Merupakan kupu-kupu berukuran besar. Ulat sutra di India termasuk familia ini. Ada jenis ulat yang bisa mengunduli pohon. Kepompongnya punya rumah kepompong. Contohnya : Attacus atlas (Kupu-kupu gajah).

9.      Familia Sphingidae
Familia Sphingidae Ulatnya mudah dikenal karena pada ujung abdomen terdapat embelan berupa tanduk. Ada beberapa jenis yang membentuk kepompong secara khas dimana kepala punya belalai. Bentuk dewasa mempunyai ciri khas bagian depan lancip (sempit) dan panjang, badan
streamline.

10.  Familia Papilionidae
Kupu-kupu Familia Papilionidae terkenal dengan ukurannya yang besar, indah warnanya dan adanya polimorfi (bentuk morfologi yang bermacam-macam). Ulat pendek gemuk dan menempel pada daun. Contoh: Papilio memnondan Papilio cresphontes.

11.  Familia Danaidae
Ulat dan anggota Danaidae punya tonjolan berupa tentakel tetapi tak berambut. Kepompong berwarna hijau, mengkilap keemas-emasan. Tidak memiliki kokon. Kupu-kupu dewasa mempunyai kelenjar bau. Kaki depan sangat kecil tanpa cakar dan tidak digunakan untuk berjalan. Contoh: Danaus plexippus.

12.  Familia Nymphalidae
Kaki depan sangat terreduksi, tanpa cakar. Sebagian dimasukkan Familia Danaidae. Nama umum dari familia ini merujuk pada fakta bahwa tungkai-tungkai depan sangat menyusut dan tidak ada cakar dan hanya tungkai-tungkai tengah dan belakang yang dipakai untuk berjalan. Familia Nymphalidae terdiri atas sembilan subfamilia. Contohnya : kupu-kupu heliconia (Heliconius charitonius).

13.  Familia Pieridae
Merupakan kupu-kupu putih dan kuning dan kupu-kupu ini biasanya menarik perhatikan karena terbang dalam kelompok dan berjumlah banyak. Contoh: Catopsosilia crocale

14.  Familia Hesperidae
Ulat dan kupu-kupu mempunyai bentuk khas. Ulat berbentuk langsung, Bentuk dewasa berupa kupu-kupu berbadan pendek, kepala lebar, antena bentuk khas dimana ujungnya menebal, membengkok dan meruncing. Kupu-kupu berwarna sawo matang dan kuning mas dan pada sayap terdapat jendela. Aktif sore hari, terbang zig-zag sehingga disebut skippers. Penyebaran di daerah tropis. Contoh: Eritonia thrax. Ulat hidup dalam
gulungan daun pisang.



DAFTAR PUSTAKA


Rahayu, Tuti.2004. Sistematika Hewan Invertebrata. Surakarta: UMS Press.

Suhara.2009. Ordo Lepidoptera: Ngengat dan Kupu-kupu (Famili Zygaenidae, Famili Psychidae, FamiliGeometridae). http://file.upi.edu.com (diakses pada 2 Oktober 2013)

Wikipedia. 2012. Ordo Coleoptera. www.wikipedia.com (diakses pada 12 oktober 2013)
Read More ->>

22 Prinsip dan Asas pengembangan masyarakat

22 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT)


Salah satu teknik kajian baru yang sering digunakan untuk melihat perkembangan dan potensi masalah satu komunitas lingkunga adalah konsep community development yang menitikberatkan pada ke-integralan komunitas yang terkait, dalam hal ini adalah para pelaku industri tembakau. Penyelenggaraan pembangunan daerah tidak semata-mata menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Ini merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait termasuk perusahaan dalam kapasitasnya sebagai pihak yang terkait.
Membahas pengembangan komunitas (CD) tidak akan pernah mungkin sampai pada apa yang secara umum dikenal oleh kebanyakan orang sebagai petunjuk teknis. Dengan kata lain tidak mungkin menyusun petunjuk teknis pengembangan komunitas. Dua alasan mengapa hal ini tidak mungkin adalah :
-         Tidak ada satu pun teknik yang dapat berlaku umum dan dapat diterapkan persis di semua komunitas, karena masing-masing komunitas memiliki karakteristik sendiri.
-         Sesuatu yang pernah berhasil diterapkan di dalam suatu komunitas belum tentu akan berhasil jika diterapkan persis di komunitas lain tanpa penyesuaian ke kondisi setempat.
Karena tidak mungkin menyediakan suatu petunjuk teknis pengembangan komunitas, maka ke-22 prinsip yang akan diuraiakan berikut ini hanya layak dinilai sebagai sebuah rambu-ramub dalam pelaksanaan pengembangan komunitas.Prinsip-prinsip pengembangan komunitas yang sebagaimana sudah disebut terdiri dari 22 prinsip yaitu :

1.            Pembangunan Terpadu
Pembangunan sosial, ekonomi, budaya,lingkungan hidup, kepribadian dan spiritual merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap komunitas. Karena itu, program pengembangan komunitas hendaklah mencakup keseluruhan aspek pembangunan tersebut. Meskipun demikian, sering ditemui bahwa suatu komunitas lebih menonjol di satu atau dua aspek tertentu dari berbagai kebutuhan pembangunan yang disebut itu. Karenanya aspek-aspek yang paling lemahlah yang lebih memperoleh prioritas perhatian dalam program pengembangan komunitas. Aspek-aspek pembangunan prioritas tersebut diatas harus selalu menjadi bahan pertimbangan sehingga keputusan untuk lebih berkonsentrasi pada satu atau dua aspek tertentu (misalnya ekonomi atau sosial saja) dilakukan secara sadar dan sedapatnya merupakan pilihan komunitas sendiri, bukan keputusan yang ditetapkan oleh para perencana atau pekerja pengembangan komunitas yang didasarkan pada sekedar asumsi sepihak.
Satu aspek pembangunan tertentu juga sangat mungkin digunakan untuk mendorong kegiatan mencapai berbagai aspek pembangunan lainnya. Misalnya program pengembangan komunitas yang berkonsentrasi pada aspek ekonomi juga mingkin digunakan untuk  mendorong kegiatan menuju tercapainya aspek budaya dan pelayanan komunitas lainnya.

2.            Menangani Ketidakberuntungan Struktural
Maksud utama kegiatan program pengembangan komunitas adalah tercapainya keadilan sosial. Setiap hambatan struktural seperti diskriminasi yang berbasis ras/etnik, agama, gender dsb harus diperhitungkan. Dengan demikian upaya pengembangan komunitas harus selalu dijaga agar tidak justru memperkokoh atau menciptakan hambatan-hambatan struktural tersebut. Sebaliknya harus selalu diupayakan segala cara yang mungkin dan cocok dilakukan untuk mengurangi atau meniadakannya.
3.            Menghargai Hak Asasi Manusia
Pemahaman dan tekad yang kuat untuk melindungi dan melaksanakan hak asasi manusia menjadi basis penting bagi pengembangan komunitas. Struktur upaya pengembangan komunitas harus dirancang dengan sangat mempertimbangkan agar tidak melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia.

4.            Keberlanjutan (Sustainability)
Sangat penting agar setiap upaya pengembangan komunitas dilakukan berbasis pertimbangan keberlanjutan. Jika tidak maka upaya tersebut hanya akan menghasilkan sesuatu yang bersifat sementara bahkan darisudut pandang ekologis upaya pengembangan komunitas dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan lebih parah. Keberlanjutan menuntut agar penggunaan segala jenis sumberdaya tak terbarukan seminimal mungkin. Prinsip ini mengandung implikasi praktis terhadap penggunaan lahan, gaya hidup, perlindungan sumber daya alam dan sebagainya.

5.            Pemberdayaan (Ewpowerment)
Pemberdayaan haruslah menjadi bagian yang menyatu dalam setiap upaya pengembangan komunitas. Pemberdayaan berarti penyediaan sumber-sumber daya (source of power), kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan bagi komunitas agar mereka mampu meningkatkan kapasitasnya untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan memberi warna kehidupannya.

6.            Peningkatan Kesadaran Pada Hubungan Interaksi Antara Individu Dengan Proses Politik
Pengembangan komunitas merupakan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesadaran politik para anggota komunitas. Hal ini merupakan juga langkah awal paling kritis dalam peningkatan kesadaran (consiousness raising) yang menjadi salah satu instrumen dalam rangka pemberdayaan. Tanpa peningkatan pemahaman komunitas tentang hubungan antara pribadi dengan politik dan sebaliknya, maka upaya pengembangan komunitas mustahil berhasil.

7.            Basis Kepemilikan (Asset-Base) Dan Peningkatan Rasa Memiliki (Sense Of Belonging)
Pengembangan komunitas juga harus menekankan pada pengembangan basis kepemilikan dan rasa memiliki komunitas dan atau menyediakannya jika belum ada. Basis kepemilikan dalam konteks ini dapat dilihat dari dua konsep yaitu: kepemilikan material dan kepemilikan atas struktur dan proses yang dilakukan dalam komunitas.Memperluas(meningkatkan basis kepemilikan komunitas adalah aspek penting dalam pembangunan komunitas karena hal itu akan meningkatkan jatidiri, menjadi alasan bagi komunitas untuk terlibat dalam pengelolaandan perolehan manfaat atas sesuatu yang menjadi milik bersama tersebut dan akan meningkatkan efisiensi pemanfaata sumber daya.
Basis kepemilikan dan rasa kepemilikan atas struktur dan proses dalam komunitas sangat berkaitan dengan pengorganisasian komunitas. Untuk itu prasyarat utama adalah desentralisasi selain diperlukan upaya untuk meningkatkan sumber daya, ketrampilan dan peningkatan rasa percaya diri.

8.            Kemandirian (Keswadayaan)
Kemandirian menginginkan agar sedapat mungkin menggunakan sumber daya yang tersedia dari dalam komunitas itu sendiri dan meminimalisasi penggunaan sumber daya dari luar.. Prinsip ini berlaku untuk setiap sumberdaya dari luar yang mungkin diperlukan oleh komunitas (finansial, teknologi, alam, dan sumberdaya manusia).

9.            Independensi (Dalam Hubungan Komunitas Dengan Pemerintah)
Prinsip kemandirian ini erat kaitannya dengan hubungan komunitas pemerintah dan pihak lainnya diluar mereka sendiri. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa upaya-upaya pengembangan komunitas yan disponsori oleh Pemerintah bukan memandirikan dan memberdayakan komunitas tetapi malah sebaliknya menciptakan ketergantungan dan pelemahan.
Sulit menemukan rumusan yagn tepat untuk bagaimana seharusnya Pemerintah terlibat dalam upaya pengembangan komunitas. Karena itu sementara dapat disebutkan bahwa dukungan Pemerintah dalam pengembangan komunitas hanya diperlukan sebagai pemulai (starter).

10.        Keselarasan Antara Pencapaian Tujuan Jangka Pendek Dengan Visi Masa Depan.
Seolah-olah selalu ada pertentangan antara keinginan untuk segera mencapai tujuan jangka pendek yang nyata dan terukur dengan tujuan ideal jangka panjang ke masa depan yaitu suatu komunitas dan masyarakat yang lebih baik.
Memfokuskan lebih banyak energi pada pencapaian tujuan jangka pendek semata akan menggagalkan pencapaian tujuan jangka panjang. Sebaliknya, mengerahkan sebagian besar energi untuk mencapai tujuan jangka panjang akan mengundang keputus-asaan karena seolah-olah tidak pernah menghasilkan sesuatu. Tidak jarang  bahwa komunitas itu sendiri yang berkeinginan hanya untuk mencapai tujuan jangka pendek yang segera dapat dirasakan. Komunitas sering tidak sabar melakukan proses-proses yang sedikit lebih panjang untuk mencapai hasil yang berkelanjutan. 

11.        Pendekatan Pembangunan Yang Organik.
Pembangunan yang organik adalah kebalikan dari pembangunan yang sentralistik dan mekanistik. Komunitas lebih bersifat organik seperti tumbuhan daripada bersifat mekanistik seperti mesin. Karenanya, upaya-upaya pengembangan komunitas tidakdapat diatur dan dikendalikan dengan rumus-rumus teknis sebab-akibat sederhana tetapi lebih merupakan suatu proses dinamika yang kompleks. Pengembangan komunitas lebih merupakan wilayah seni ketimbang wilayah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Komunitas memiliki kapasitas terpasang internal (inheren) untuk mengembangkan potensinya sendiri, dan karena itu upaya pengembangan komunitas lebih pada menyediakan kondisi yang tepat yang memungkinkan pengembangan pengembangan potensi tersebut dapat berlangsung dengan baik.+

12.        Pemilihan Ritme Pembangunan
Konsekuensi pembangunan yang organik adalah komunitas sendirilah yang sebaiknya menentukan ritme pembangunan yang akan dilaksanakan sesuai dengna dinamika mereka. Pemaksaan kegiatan pengembangan komunitas akan menghasilkan kompromi berlebihan terhadap proses yang mestinya dilakukan. Ini dapat memupus komitmen komunitas untuk tetap berpartisipasi dalam pelaksanaan. Keberhasilan pengembangan komunitas hanya akan tercapai jika kecepatan & percepatan pembangunan dilakukan sesuai dengan ritme yang ada di komunitas itu sendiri. Keberhasilan setiap pekerja pengembangan komunitas lebih ditentukan oleh kemampuannya menimbang-nimbang hal itu.
Proses pembangunan dapat dstimulasi dan didorong tetapi tidak dapat dipaksa, dipercepat atau diperlambat. Kondisi ini sering mengakibatkan para perencana, pengelola, pekerja pengembangan komunitas, politikus, dan birokrat yang berkeinginan segera melihat hasil nyata dan terukur menjadi putus asa. Inilah yang menyebabkan mengapa model pembangunan yang birokratis menjadi tidak sesuai untuk melaksanakan pengembangan komunitas.
Pengembangan komunitas adalah proses belajar bagi komunitas itu sendiri. Sementara itu, seorang pekerja pengembangan komunitas dapat saja sangat tergoda untuk mempercepat proses dengan menggurui komunitas tentang apa yang harus dilakukan atau dengna cara yang sopan mengajukan saran-saran persuasif.

13.        Pasokan (Supply) Pakar Dan Kepakaran Dari Luar.
Jawaban spesifik atas suatu masalah, struktur atau proses dari luar komunitas kadang-kadang berguna. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah bahawa solusi dari luar komunitas tidak dapat digunakan secara efektif. Karenanya, sesuatu yang bertumpu kepada komunitas selalu merupakan alternatif prioritas.
Tidak ada satu  cara yang selalu tepat diberlakukan pada satu komunitas. Dalam pengembangan komunitas prinsip paling penting adalah ‘jangan pernah percaya sepenuhnya pada struktur dan solusi dari luar komunitas’ betatapun struktur dan solusi itu ditawarkan dengan maksud baik. Upaya Pemerintah menetapkan satu kebijakan pengembangan komunitas yang mengatur bagaimana sesuatu harus dilakukan adalah sia-sia dan justru bertentangan dengan prinsip-prinsip pengembangan komunitas. Pemerintah dapat membantu dengan penyediaan sumber daya, komunikasi, dukungan dan jaringan kerja, tetapi tidak dengan menentukan tatacara pelaksanaan pekerjaan pengembangan komunitas. Semua teknik, ketrampilan, keahlian proses dan struktur  yang diterapkan disuatu komunitas dengan hasil prima berlaku khusus untuk komunitas itu, tidak dapat digunakan secara universal disembarang komunitas.

14.        Pentingnya Pembangunan Komunitas
Pembangunan komunitas terdiri dari penguatan interaksi sosial di dalam komunitas, membangun kebersamaan, membantu komunitas berkomunikasi satu dengan yang lain dalam cara yang mendorong terciptanya dialog yang efektif, saling memahami menuju terlaksananya kegiatan-kegiatan dan tujuan bersama.
Hilangnya nilai-nilai pentig suatu komunitas telah mengakibatkan terjadinya fragmentasi, isolasi dan individualisme dan karenanya pembangunan komunitas menjadi penting untuk merubah keadaan menjadi sebaliknya.
Pengembangan komunitas yang baik selalu berupaya mempersatukan komunitas dan menjamin agar setiap kegiatan komunitas diarahkan untuk membangun komunitas itu dengna mencari upaya agar semakin banyak anggota komunitas yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Hal ini akan memberi peluang bagi semua untuk berinteraksi baik secara formal maupun informal. Suasana informal sering lebih disukai. Dengan demikian, pembangunan komunitas tidaklah sesederhana mengumpulkan orang-orang, tetapi mencakup upaya-upaya mendorong dan menyediakan kondisi yang sesuai untuk bekerjasama, menyediakan struktur, mekanisme saling membutuhkan dalam melakukan kegiatan bersama, dimana setiap orang dapat memberi sumbangan dan menghargai sumbangan orang lain.

15.        Keselarasan Antara Proses Dan Hasil
Proses dan hasil sering dpertentangkan. Pendekatan pragmatis dalam pengembangan komunitas lebih mengutamakan hasil (output dan outcomes), sementara proses diabaikan. Apa yang di pandang lebih penting adalah hasil yang dicapai, tetapi dengan cara bagaimana hasil itu  dicapai menjadi kurang penting. Sebaliknya, terlalu mengutamakan pada proses saja dapat menjauhkan pengembangan komunitas dari hasil-hasil yang seharusnya dapat segera dicapai, sekalipun hasil tersebut barulah merupakan hasil antara (intermediary outputs). Sangat celaka jika proses-proses hanya menghasilkan proses-proses yang lain lagi. Proses dan hasil harus dilihat sebagai dua bagian terintegrasi/menyatu. Keduanya jadi bagian yang sama penting dalam pengembangan komunitas dan tidak sebagai fenomena terpisah. Proses pastilah selalu berhubungan dengan hasil dan hasil pasti terkait dengan proses. Tanpa keselarasan antara keduanya, mustahil suatu kegiatan pengmbangan komunitas dapat menghasilkan sesuatu yang baik.

16.        Keterpaduan Proses
Keterpaduan proses juga harus dipandang dari adanya persesuaian dan keterhubungan antara satu proses yang digunakan dalam  melaksanakan satu bagian kegiatan dengan proses yang digunakan dalam melaksanakan bagian kegiatan lainnya. Dengan demikian bagian-bagian kegiatan dalam keseluruhan pengembangan komunitas tidak sekedar fragmen-fragmen terpisah yang tidak terikat satu sama lain.

17.        Anti- Kekerasan (Non Violence)
Untuk mencapai komunitas yang kuat berbasis anti kekerasan, maka proses-proses anti kekerasan harus diutamakan. Mustahil proses yang mengandung kekerasan dapat menghasilkan sesuatu yang tidak mengandung kekerasan. Dalam hal ini anti kekerasan tidak saja dipahami sebagai tiadanya kekerasan fisik diantara sesama anggota komunitas tetapi termasuk tiadanya kekerasan struktural dimana suatu struktur sosial dan kelembagaan yang ada yang justru menjadi sumber kekerasan.
Membiarkan adanya tekanan dari seseorang/pihak/kelompok kepada orang/pihak/kelompok lain di dalam suatu komunitas dan atau pemaksaan kehendak sama saja dengan membiarkan adanya kekerasan didalam komunitas.



18.        Pengikutsertaan (Inclusiveness)
Penggunaan prinsip pengikutsertaan didalam pengembangan komunitas berarti bahwa sekalipun ada kelompok yang tidak sepakat atas sesuatu hal yang berhubungan dengan suatu keputusan, kelompok itu tetap harus diikutsertakan dalam proses bukan malah disingkirkan. Tidak saja perbedaan pandangan bahkan konfrontasi terkadang diperlukan dan banyak cara yang dapat dipilih untuk melakukan dan menghadapi konfrontasi.
Tidak ada resep tunggal untuk hal tersebut. Jangan pernah melakukan provokasi dan jika terprovokasi jangan pernah melakukan tindakan kekerasan. Upaya membangun dialog harus tetap diutamakan dalam berbagai situasi untuk mengembangkan saling pengertian. Berusaha memahami cara pandang pihak lain terhadap suatu persoalan sangat penting. Sekalipun tidak dapat menyetujui cara pandang tersebut, rasa hormat terhadap pihak lain harus tetap dipelihara dan merupakan prasyarat penting dalam pengembangan komunitas.



19.        Konsensus (Mufakat)
Pelaksanaan prinsip anti kekerasan dan pengikutsertaan (inclusiveness) memerlukan dasar-dasar pengambilan keputusan secara mufakat. Satu kelebihan cara pengambilan keputusan secara mufakat adalah begitu keputusan diambil maka semua pihak akan merasa memiliki keputusan itu dan lebih dipastikan semua pihak akan cenderung menjaga dan mematuhi keputusan itu secara swakarsa. Mufakat tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai tercapainya kuorum (50 % plus 1), sementara selebihnya akan merasa tidak puas dan kecil kemungkinan dapat menerima, menjaga dan mematuhi keputusan tersebut. Mufakat juga tidak dapat dipahami sekedar kompromi sederhana yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan sebagian besar orang.
Selain karena mufakat memerlukan proses yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengna teknik pengambilan keputusan yang lain harus pula dicamkan bahwa mufakat bulat hanyalah ilusi yang tidak pernah terwujud. Karena itu daripada berusaha sekuat tenaga untuk mengupayakan suatu mufakat bulat lebih baik berusaha untuk mencapai mufakat optimum yang paling mungkin dicapai. Bagian-bagian atau pandangan-pandangan yang masih diluar mufakat optimum dicatat sebagai pertimbangan dalam proses pelaksanaan keputusan yang dispakati melalui mufakat optimum itu.

20.        Kerjasama
Kedua sudut pandang komunitas yaitu :sudut pandang ekologis dan sudut pandang keadilan sosial lebih memerlukan struktur persaingan (kerjasama) daripada struktur persaingan. Tantangan terberat untuk mewujudkan prinsip ini adalah kenyataan bahwa sebagian besar kelembagaan yang ada sekarang di setiap masyarakat (sistem pendidikan, sistem rekrutmen tenaga kerja, sistem ekonomi, dsb) telah dibentuk berbasis pada struktur persaingan.
Persaingan yang paling sehat sekalipun  cepat atau lambat akan sampai pada situasi saling mengungguli,saling menghambat, saling melemahkan dan bahkan saling meniadakan. Karena itu patut disadari bahwa seperti halnya mufakat bulat, persaingan yang sehat itupun adalah ilusi yang tidak akan pernah tercapai. Hal ini sangat beralasan karena persaingan sangat erat kaitannya dengan hasrat untuk melampaui, memasang perintang, melakukan serangan dan mendominasi pihak lain. Karena itu lebih baik berusaha menghapuskan gagasan persaingan yang sehat dan mengembangkan pemahaman dan strategi persilangan (kerjasama). Apapun bentuknya , persaingan selalu mengarah pada situasi menang/kalah (win/loose), tetapi persilangan (kerjasama) selalu lebih mengarah pada situasi menang/menang (win/win).

21.        Partisipasi
Pengembangan komunitas harus selalu memaksimalkan partisipasi dimana setiap orang didalam komunitas itu dapat dilibatkan dalam proses dan kegiatan komunitas. Semakin banyak orang berpartisipasi aktif, semakin tinggi rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap apa yang  sudah dimiliki dan apa yang sedang diupayakan oleh komunitas.
Partisipasi tidak berarti bahwa semua orang harus terlibat di dalam semua hal. Tiap orang memiliki kepentingan, ketrampilan dan kapasitas berbeda dan partisipasi hendaknya dirancang dengan dengan mempertimbangkan hal itu. Pengembangan komunitas haruslah selalu berupaya menyediakan kemungkinan terluas bagi kegiatan yang memerlukan partisipasi banyak orang dan memberikan pengakuan terhadap setiap sumbangan dan kesetaraan bagi setiap orang untuk terlibat. Dalam konteks ini  lagi-lagi hendaknya setiap pekerja pengembangan komunitas memahami makna partisipasi secara lebih komprehensif.

22.        Hak Komunitas Mendefinisak Kebutuhannya Sendiri
Banyak cara konvensional untuk mendefinisikan kebutuhan. Para penentu kebutuhan yaitu : para ahli, perencana, dan pengelola pembangunan, konsultan, pekerja pengembangan komunitas dan sejenisnya sering memiliki pandangan dan bahkan kepentingan tertentu dalam menentukan kebutuhan komunitas. Itulah sebabnya terlalu sering terjadi dimana perencanaan pembangunan mengandung bias para ahli (expert bias). Celakanya bias ini selalu saja terulang.
Untuk mengatasi hal itu sedapat mungkin proses penentuan kebutuhan dilaksanakan secara partisipatif untuk mencapai konsensus antara para ahli penentu kebutuhan dengan komunitas. Komunitas dimungkinkan mendefinisikan dan menyatakan kebutuhan yang mereka rasakan. Disinal perlunya instrumen-instrumen perencanaan partisipatif .
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan partisipatif tersebut, diantaranya : PRA (Partisipatory rapid Apraisal), PLA (Partisipatory Action and Learning), OOPP (Objective Oriented Project Planning) dan sejenisnya . Penggunaan metode dan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif seperti ini  hendaknya diutamakan dalam merencanakan pengembangan komunitas daripada penggunaan metode dan pendekatan perencanaan pembangunan konvensional.
Dari 22 prinsip-prinsip pengembangan masyarakat (Community Development) diatas maka dapat dijelaskan secara singkat langkah-langkah penting dari konsep Community Development (CD) tersebut :
 Keikutsertaan masyarakat dalam mengungkapkan kebutuhan dasar kehidupannya didalam proses perencanaan daerah
 Penentuan prioritas pembangunan daerah
 Pelibatan dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan daerah
 Penyediaan fasilitas dan utilitas oleh pihak swasta dalam pemenuhan kewajibannya
   Keikutsertaan masyarakat dalam mengawasi/ memantau pelaksanaan pembangunan daerah termasuk pembangunan oleh pihak swasta
    Prioritas dalam pemanfaatan fasilitas dan utilitas permukiman serta pemeliharaannya
        Keberlangsungan kehidupan perusahaan
        Keberlanjutan sumber daya alam & kelestarian lingkungan
        Kepastian hukum dan pelayanan administrasi usaha
        Pengembangan perencanaan selanjutnya 

Azaz-azaz Pengembangan Masyarakat

1.      Komunitas dalam setiap proses pengambilan keputusan.
2.      Mensinergikan strategi komperensif pemerintah, pihak terkait dan partisipasi warga.
3.      Membuka akses warga atas bantuan professional, teknis, fasilitas, insentif lain untuk meningkatkan partisipatif warga.
4.      Mengubah perilaku professional agar lebih peka pada kebutuhan,perhatian, dan gagasan warga komunitas.
Read More ->>

turun lapang

turun lapang

turun lapang

turun lapang
Diberdayakan oleh Blogger.