IV. PROYEKSI PENDUDUK
A. Pengertian Proyeksi
Proyeksi
secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan
Datang. berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu
variabel) untuk waktu yang akan datang. Hasil proyeksi menggambarkan tingkat
kemampuan untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi
tingkatan resiko dari kesalahan, Maka diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh
pihak pengambil keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkat
kemampuan populasi peternakan di masa depan secara objektif. Proyeksi penduduk
bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang
didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi).
B.
Kegunaan Proyeksi Penduduk
Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk
keperluan pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya.
Pada dekada akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan
proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi
sosiol ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan yang terencana.
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik
ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta
karekteristik dari pada penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai
jumlahserta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses
perencanaan pembangunan:
1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan
akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan
tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode
proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja,
penyediaan lapangan kerja yang erat hubunganya dengan proyeksi tentang
kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga
kerja.
4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar
untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru
gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja
dalam hubunganya dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi
produksi barang-barang dan jasa dimasa mendatang
Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas
dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan :
1. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa
sebagai response terhadap penduduk yang sudah diproyeksi tersebut.
2. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend
penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
C.
Metode Proyeksi
Ada beberapa cara untuk
memproyeksikan jumlah penduduk masa yang akan datang antara lain:
1. Metode Matematik, ada 2
cara, yaitu:
• Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu:
1. Arithmathic Rate of Growth: Pn=
P0(1+rn).
2. Geometric Rate of Growth: Pn=P0
(1+r)n.
• Eksponential Rate of Growth: Pn= P0
ern
Dimana P0 :
jumlah penduduk pada tahun awal
Pn : jumlah penduduk pada tahun
ke-n
r : tingkat pertumbuhan penduduk
dari tahun awal ke tahun ke-n.
n : banyak perubahan tahun.
2. Metode Komponen
Metode
ini sering digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk. Metode ini melakukan
tiap komponen penduduk secara terpisah dan untuk mendapat proyeksi jumlah
penduduk total, hasil proyeksi tiap komponen digabungkan. Metode ini
membutuhkan data-data sebagai berikut:
Ø Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan
Ø perapihan (smothing).
Ø Pola mortalitas menurut umur.
Ø Pola fertilitas menurut umur.
Ø Rasio jenis kelamin saat lahir.
Ø Proporsi migrasi menurut umur.
D. Tahap- tahap Proyeksi
a. Evaluasi Data
Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur
mengelompok pada angka yang berakhiran “0” dan “5”.
Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin
berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki lebih tinggi pada usia muda
sehingga banyak terlewat cacah.
b.
Perapihan Umur
Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak
terjawab) ke masing-masing kelompok umur.
Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus:
Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable
population karena dianggap pengaruhnya tidak besar (mendekati “0”)
Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun
dan 5-9 tahun dengan menggunakan survival ratio.
E.
Jenis perkiraan penduduk
Ada pun jenis-jenis
perkiraan penduduk yaitu :
1.
Intercensal disebut pula interpolasi adalah suatu perkiraan mengenai
keadaan penduduk diantara 2 sensus yang kita ketahui,
jadi hasil kedua sensus diperhitung kan.
Rumus:
Pm = Po+
Pm
=Pn
Di mana:
Po = jumlah penduduk pada tahun n
Pn = jumlah penduduk pada tahun ( penduduk
dasar ) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang
diestimasikan ( tahun M )
m = selisih tahun yang dicari dengan
tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang
diketahui
4
2.
Postecensal estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census.
Prinsipnya juga sama, yaitu pertambahan penduduk adalah linear.
Rumus:
Pm = Po – (Pn-Po)
Pm = Pn +
Dimana:
Po = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang
diestimasikan (tahun m)
m = selisih tahun yang dicari dengan
tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang
diketahui
3.
Projection
Perkiraan pendudukan
berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir).Disini perkirakan penduduk tidak
hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun
sesudah sensus.
Proyeksi penduduk
menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah:
Perhitungan yang
menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang.
Jadi proyeksi pendudukan menggunakan beberapa asumsi-asumsi sehungga jumlah
penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas dan migrasi
berapa pada tingkat tertentu.
5
Proyeksi dapat
dilakukan :
Sesudah sensus disebut
forward projection
Sebelum sensus
disebut backward projection
Selanjutnya perlu
dibedakan antara proyeksi, forecast dan estimate.
Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukan keadaan
fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang.
Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang
dibuat diusahakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang
realistis mengenai kemungkinan perkembangan pendudukan dimasa mendatang.
Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan
dan rumus-rumus sederhana.
F. Model Ektrapolasi Trend
Model ekstrapolasi trend secara
sederhana menggunakan trend penduduk masa yang lalu untuk memperkirakan
jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode ini adalah metode yang mudah
digunakan dalam rangka proyeksi penduduk. Selain itu, metode ini juga digunakan
untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan
tingkat dan ratio pada masa yang lalu.
Model ekstrapolasi trend yang
banyak digunakan adalah model linear, geometric dan
parabolic. Asumsi dasar dari
model linear, geometric dan parabolik adalahpertumbuhan atau penurunan akan
berlanjut tanpa batas. Namun demikian, asumsi tersebut tidak mungkin
diberlakukan jika proyeksi yang disusun adalah proyeksi jangka panjang.
Misalnya jika populasi di suatu daerah berkurang, dalam jangka panjang model
ini akan memproyeksikan penduduk menjadi nol, dan bahkan menjadi negative.
Demikian juga, jika jumlah penduduk di suatu daerah yang meningkat, tidak mungkin
akan meningkat pada jumlah yang tanpa batas. Dalam kenyataannya, penduduk hanya
akan meningkat sampai suatu tingkat dengan kapasitas yang maksimum dan kemudian
akan kembali turun atau stabil dalam kaitannya dengan kepadatan penduduk, biaya
hidup dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penggunaan model ekstrapolasi trend
membutuhkan pemahaman yang baik tentang kecenderungan pertumbuhan masa lalu
untuk membuat estimasi dengan batasan yang masuk akal (reasonable).
G. Model Linear (Aritmethic)
Model linear menurut Klosterman
(1990) adalah teknik proyeksi yang paling
sederhana dari seluruh model
trend. Model ini menggunakan persamaan
derajat pertama (first degree
equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk
diproyeksikan sebagai fungsi dari
waktu, dengan persamaan:
Pt =α + βT
Dimana :
Pt = penduduk pada tahun proyeksi t
α = intercept = penduduk pada
tahun dasar
β = koefisien = rata-rata
pertambahan penduduk
T = periode waktu proyeksi =
selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Hasil proyeksi akan berbentuk
suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa
penduduk akan bertambah/berkurang
sebesar jumlah absolute yang sama/tetap
(β) pada masa yang akan datang
sesuai dengan kecenderungan yang terjadi
pada masa lalu. Ini berarti
bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah populasi
dalam tahun yang berurutan, Pt+1
– Pt yang adalah perbedaan pertama yang
selalu tetap (konstan).
Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976),
mengemukakan bahwa model ini
hanya digunakan jika data yang tersedia
relatif terbatas, sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan model
lain. Selanjutnya, Isserman
(1977) mengemukakan bahwa model ini hanya
dapat diaplikasikan untuk wilayah
kecil dengan pertumbuhan yang lambat,
dan tidak tepat untuk proyeksi
pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi.
H. Model Geometric
Asumsi dalam model ini adalah
penduduk akan bertambah/berkurang pada
suatu tingkat pertumbuhan
(persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt
adalah jumlah penduduk dalam
tahun yang berurutan, maka penduduk akan
bertambah atau berkurang pada
tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar
Pt+1/Pt )
dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan
tingkat pertumbuhan yang tetap
ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah,
dimana pada tahun-tahun awal
observasi pertambahan absolut penduduknya
sedikit dan menjadi semakin
banyak pada tahun-tahun akhir. Model geometric
memiliki persamaan umum:
Pt =α + βT
Persamaan diatas dapat
ditransformasi kedalam bentuk linear melalui aplikasi
logaritma, menjadi sebagai
berikut:
LogPt =Logα + T.logβ
I.
Model Parabolik
Model parabolic seperti model
geometric berasumsi bahwa penduduk suatu daerah tidak tumbuh dalam bentuk
linear. Namun demikian, tidak seperti model geometrik (yang berasumsi tingkat
pertumbuhan konstan dari waktu ke waktu), pada model parabolic tingkat
pertumbuhan penduduk dimungkinkan untuk meningkat atau menurun. Model ini
menggunakan persamaan derajat kedua yang ditunjukkan sebagai berikut:
Pt =α + β1T
+ β2T2
Model parabolic memiliki dua
koefisien yaitu β1 dan β2. β1 adalah koefisien
linear (T) yang menunjukkan pertumbuhan konstan, dan β2 adalah
koefisien non-linear yang (T2) yang menyebabkan perubahan tingkat
pertumbuhan. Tanda positif atau negatif pada β1 dan β2
bervariasi tergantung pada apakah tingkat pertumbuhan tersebut akan meningkat
atau menurun.
Klosterman (1990), menyarankan
demographer untuk terlebih dahulu mencermati (menguji coba) model ini ketika
akan diaplikasikan pada suatu daerah. Menurutnya, meskipun model ini baik untuk
daerah dengan pertumbuhan atau penurunan yang cepat, namun demikian proyeksi
jangka panjang akan menghasilkan angka yang sangat besar atau sangat kecil.
J.
Model Komponen Kohor
Model-model ekstrapolasi trend
yang didiskusikan diatas mengacu pada perkiraan penduduk secara agregat,
sementara model komponen kohor mengacu pada perubahan-perubahan komponen
penduduk (yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi) secara terpisah. Penduduk
secara keseluruhan dibagi kedalam beberapa kohor/kelompok umur. Interval (k)
dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan (0-1, 1-2, 2-3 dst), lima tahunan
(0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9, 10-19, 20-29. Selanjutnya, kohor
dibagi lagi berdasarkan gender dan etnis.
Pengelompokan penduduk
berdasarkan komponen-komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk, kelompok
umur, gender dan etnis akan membantu untuk membangun pemahaman yang lebih baik
mengenai dinamika penduduk suatu daerah. Karena ukuran kohor semakin kecil,
maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis.
Misalnya, bayi dan penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian
yang lebih tinggi dibandingkan penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan
bervariasi berdasarkan umur dan etnis dari penduduk wanita. Demikian juga,
migrasi akan bervariasi menurut umur, gender dan etnis individu.
Persamaan dalam model komponen
kohor adalah:
Dimana:
Pt
= penduduk tahun t pada kohor di interval k
t
= tahun
n
= umur awal dari kohor
k
= jumlah tahun dalam kohor (interval kohor umur)
DTH = total
kematian
IR
= total kelahiran
NMIG = total migrasi bersih
Karena penduduk kohor n pada
tahun sebelumnya ( ) dikurangi dengan jumlah kematian dalam kohor tersebut ( )
adalah jumlah penduduk yang bertahan hidup ke kohor n pada tahun t ( ), maka
persamaan dapat ditulis ulang sebagai berikut:
Berikut diberikan
perhitungan-perhitungan untuk ketiga komponen dalam metode ini:
K. Mortalitas-Tingkat Survival
Mortalitas dihitung dalam model
sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun t-k, yang bertahan
hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.
Dimana:
penduduk dari kohor n-k pada
tahun t-k
n-kSRVk = tingkat
bertahan hidup (survival)
L. Kelahiran- Tingkat Fertilitas
Fertilitas adalah jumlah bayi yang
dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun). Tingkat fertilitas
diberikan melalui persamaan berikut:
Dimana:
tingkat fertilitas wanita dalam
kohor n dari interval k
jumlah kelahiran oleh wanita pada
kohor n
jumlah wanita dalam kohor n
Tingkat fertilitas yang diperoleh
dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran dalam
interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran
kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan
untuk interval lima tahunan (2005, 2010, 2015).
Selanjutnya, jika wanita-wanita
pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka untuk keakuratan
perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang
disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.
Dimana:
tingkat fertilitas yang
disesuaikan dari wanita dalam kohor n dengan interval k
Total kelahiran selanjutnya
dibagi atas kelahiran bayi laki-laki dan bayi perempuan berdasarkan sex ratio
waktu lahir dari data masa yang lalu.
M. Migrasi bersih (Net Migration).
Migrasi bersih adalah perbedaan
antara jumlah penduduk yang masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu
daerah, dengan persamaan:
N. Model Ratio
Menurut Smith, Tayman dan Swanson
(2001), model ratio-sebagaimana model ekstrapolasi trend- juga didasarkan pada
trend masa lalu. Model ratio menggunakan konsep bahwa penduduk (atau perubahan
penduduk) pada suatu wilayah yang lebih kecil (wilayah studi) merupakan
proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari wilayah yang lebih luas, atau
wilayah basis (base area). Model ini sederhana dan mudah dalam perhitungannya
serta membutuhkan data yang relative lebih sedikit. Meskipun demikian, model
ini membutuhkan proyeksi penduduk dari wilayah basis tersebut.
Model ratio mencakup model
constant share, shift share dan model share of growth.
O. Model Constant Share
Model ini berasumsi bahwa share
penduduk dari daerah studi merupakan suatu proporsi yang konstan dari daerah
basis dan proyeksi dilakukan berdasarkan proporsi konstan tersebut.
Model disajikan dalam bentuk
persamaan berikut:
Dimana:
P
= jumlah penduduk pada daerah studi
Pj
= penduduk pada daerah basis atau daerah yang lebih luas yang didalamnya
terdapat daerah studi
l
= tahun akhir dari observasi
t
= tahun proyeksi
Jika data wilayah studi
menunjukkan kecenderungan yang sama seperti wilayah basis, penggunaan model ini
akan menghemat waktu dan lebih sederhana dalam penerapannya. Namun demikian,
jika daerah studi dan daerah basis memiliki trend pertumbuhan yang berlawanan,
artinya jika daerah studi mengalami penurunan penduduk dan daerah basis
mengalami peningkatan penduduk, atau sebaliknya, proyeksi ini tidak dapat
diaplikasikan
P.
Model Shift Share
Model shift share mencoba
mengoreksi kelemahan dari model constant share dengan memasukkan indeks
pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan share penduduk dari waktu ke
waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari daerah basis maka shift
term akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi lebih lambat dari
daerah basis, maka shift termnya akan negative.
Persamaan dalam metode ini adalah
sebagai berikut:
Dimana:
b
= tahun awal observasi
s
= shift term
z
= jumlah tahun dalam proyeksi (t-1)
y
= jumlah tahun dalam periode observasi (1-b)
Satu kelemahan utama dari metode
ini adalah jika terjadi pertumbuhan atau pengurangan yang tinggi pada tahun
dasar, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya atau berkurangnya penduduk dalam
jumlah yang sangat besar pada tahun proyeksi. Oleh karenanya, penggunaan metode
ini untuk proyeksi penduduk jangka panjang harus dilakukan secara hati-hati.
Q. Metode “share of growth”
Metode ini menggunakan share dari
pertumbuhan penduduk bukannya share dari jumlah penduduk seperti yang digunakan
dua model ratio sebelumnya. Asumsi dasar dari model ini adalah bahwa share
pertumbuhan penduduk daerah studi pada periode observasi akan berlaku sama
dalam periode proyeksi.
Model ini disajikan dalam bentuk
persamaan berikut:
Metode ini akan lebih tepat
diterapkan jika trend pertumbuhan penduduk pada daerah studi sama dengan trend
pertumbuhan pada daerah basis. Misalnya jika pertumbuhan penduduknya sama-sama
meningkat atau sama-sama menurun.
Sumber
dan data metodologi
1.
Proyeksi penduduk menurut propinsi, umur, dan jenis kelamin dihitung dengan
tehnik komponen. Jenis data yang dibutuhkan untuk keperluan ini adalah penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, fertilitas, mortalitas, dan perpindahan
penduduk, yang diperoleh dari hasil sensus penduduk dan survei rumah tangga.
Semua data yang dipakai perlu dievaluasi secara cermat, dan kalau perlu
diadakan adjustment dengan maksud untuk menghapus kelemahan yang ditemukan.
2.
Proyeksi penduduk menurut kotamadya yang disajikan di sini tidak dapat
dilakukan dengan teknik komponen seperti diuraikan di atas, karena data untuk
keperluan itu yakni fertilitas, mortalitas, dan perpindahan penduduk tidak
dapat diperoleh dari hasil sensus. Di negara-negara maju, data ini diperoleh
dari hasil registrasi vital yang diadakan secara berkesinambungan pada setiap
wilayah administrasi.
3.
Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan laju pertumbuhan penduduk hasil
sensus yang terdahulu, dengan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk tersebut
juga berlaku pada masa yang akan datang. Tehnik ini kurang tepat diterapkan
untuk menghitung proyeksi yang jangka waktunya cukup panjang pada masa yang
akan datang, karena asumsi yang dipakai biasanya tidak sesuai lagi.
Perbaikan proyeksi selalu dilakukan, karena sering
terjadi asumsi-asumsi yang dibuat mengenai fertilitas (fertility),
mortalitas (mortality), dan migrasi (migration) tidak sesuai lagi
dengan keadaan data yang baru.
Sumber :
Barclay, George W., Techniques of Population Analysis, New York: John Wiley & Sons,
1970.
Gavin W.Jones, “What Do Know About the Labour Force in
Indonesia”. Department of Commerce Bureau of the Census 1974 hal 11.
Shryock and Siegel,The
Metods and Materials of Demografhy, Vol. 2, U.S. Department of Commerce Bureau of the Census 1971.
Sinha UP,
Complete Life Table Based on Coale and Demeny Model (West) Life Table,
Bombai,1972.
United Nations, Methods for Population Projection by Sex and
Age . Manual III. Population Studies No. 25 U.N Department of Econimic and
Social . Affairs New York, 1952.
United Nations,
Methods of Projection the Economically Active Population. Manual IV.
Population Studies, No. 46 U.N
Department of Economic and Sosial Affairs New York, 1971.
Wardiyatmoko.k 2006.Geografi untuk SMA kelas IX.
Erlangga. Jakarta.
Strange "water hack" burns 2lbs overnight
BalasHapusAt least 160000 men and women are utilizing a easy and secret "liquids hack" to burn 1-2 lbs each night in their sleep.
It is effective and it works every time.
This is how you can do it yourself:
1) Go get a clear glass and fill it up with water half full
2) Then use this awesome HACK
and become 1-2 lbs thinner as soon as tomorrow!