I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sumber daya manusia
dipandang sebagai asset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap proses produksi barang dan jasa. Menurut Cascio
(1987), manusia adalah sumber daya yang
penting dalam industri dan organisasi, oleh
karena itu pengelolaan sumber daya manusia
mencakup penyediaan tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan. Sumber daya manusia
dipandang sebagai asset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang
dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap
proses produksi barang dan jasa.
Dalam lingkungan operasional
perusahaan, turnover kerap terjadi. Terjadinya turnover merupakan
suatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan. Turnover merupakan
masalah klasik yang selalu dihadapi para pengusaha. Seperti halnya replacement
yang terus berjalan, baik replacement (pergantian) karena faktor
produktivitas karyawan yang menurun. Namun jika penggantian karyawan disebabkan
oleh produktivitas (secara umum karena faktor umur), maka perusahaan dapat
mengantisipasi dengan mempersiapkan kader-kader untuk menggantikan posisi
karyawan tersebut. Tetapi jika pergantian karyawan disebabkan oleh pengunduran
diri, maka akan menyulitkan perusahaan karena berkaitan dengan implementasi
program kerja yang telah ditetapkan (Gomes, 2003).
Dalam penelitian yang
dilakukan ini diarahkan untuk mengetahui keterkaitan antara kepuasan kerja
dengan intensi turnover. Pengambilan objek penelitian pada Call Center
Telkomsel Medan ini karena berdasarkan sumber perusahaan, beberapa bulan
terakhir, beberapa karyawan mengundurkan diri dari pekerjaan, dan bahkan belum
sempat pihak perusahaan mengganti karyawan yang melakukan turnover ini,
sejumlah karyawan yang masih bekerja juga menunjukkan adanya indikasi yang
sama,yaitu keinginan untuk mengundurkan diri atau keluar dari pekerjaan.
1.1.Tujuan
Adapun tujuan
dari diskusi kelompok ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana kepuasan kerja pada CALL
CENTER PT. TELKOMSEL.
2.
Untuk
mengetahui apa saja variabel yang digunakan untuk mengetahui kepuasan kerja di CALL CENTER PT. TELKOMSEL.
3.
Mengapa
kepuasan kerja perlu diperhatikan dalam suatu perusahaan.
II.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi hal
diskusi kami yaitu :
1.
Bagaimana pengaruh kepuasan
kerja yang terdiri dari pekerjaan, kualitas dari aktivitas supervisi, hubungan dengan sesama pekerja, kesempatan promosi, dan gaji secara simultan terhadap intensi turnover karyawan pada Call Center Telkomsel di Medan?
2.
Diantara variabel pekerjaan,
kualitas dari aktivitas supervisi, hubungan dengan sesama pekerja, kesempatan promosi,
dan gaji, variabel mana yang berpengaruh atau dominan terhadap turnover
intentions karyawan pada Call Center Telkomsel di Medan?
Dalam penelitian ini digunakan intensi turnover untuk mengetahui kepuasan kerja pada perusahaan.
Penelitian ini menggunakan lima indikasi atau faktor-faktor untuk sudut
pandang, yaitu :
1.
Pekerjaan
2.
Kualitas Supervisi
3.
Hubunga Sesama Pekerja
4.
Kesempatan Promosi
5.
Gaji
Intensi
turnover karyawan dapat dilihat dari 5 (lima) indikasi, yakni: absensi
yang meningkat, mulai malaskerja, naiknya keberanian untuk
melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan, perilaku positif yang sangat
berbeda
dari biasanya. Jadi jika perusahaan ingin
menekan kemungkinan terjadinya intensi turnover, maka perusahaan harus
mampu menerjemahkan kelima indikasi diatas.
Setiap bentuk kesesuaian antara harapan karyawan atas pekerjaan,
supervisi, hubungan dengan sesama pekerja, kesempatan promosi, dan gaji dengan
realitas yang dirasakan, akan mampu menekan kemungkinan terjadinya intensi turnover
pada Call Center Telkomsel di Medan. Dalam penelitian ini di hipotesiskan bahwa
gaji dan pekerjaan adalah faktor yang paling mempengaruhi dalam intensi turnover.
Tidak selalu mudah mengaitkan kepuasan kerja
dengan prestasi, tergantung apa yang
dimaksud dengan kepuasan kerja tersebut pekerjaannya karena yang bersangkutan
menyadari bahwa apa yang dicapainya sudah maksimal. Dalam situasi demikian dia
berusaha sebaik mungkin. Terlepas dari
faktor-faktor apa yang dijadikan sebagai alat ukur kepuasan kerja, tetap
penting untuk mengusahakan agar terdapat korelasi positif antara kepuasan kerja
dan prestasi kerja karyawan. Artinya, menjadikan kepuasan untuk memacu prestasi
kerja yang lebih baik meskipun disadari bahwa hal itu tidak mudah.
Intensi
turnover pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindahnya
karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa intensi turnover adalah keinginan untuk berpindah,
belum
pada
tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari satu tempat kerja ke tempat
kerja lainnya. Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari
organisasi adalah suatu fenomena penting dalam suatu organisasi. Adakalanya
pergantian
karyawan
memiliki dampak positif. Namun sebagian
besar pergantian karyawan membawa pengaruh kurang baik bagi organisasi.
Dalam
menganalisis kepusaan kerja terhadap intensi turnover digunakan 2 variabel bebas yang dideskripsikan dengan
kepuasan kerja (X) dan intensi turnover (Y).
Ada 5 variabel dalam kepuasan kerja yaitu X1 artinya penilaian
karyawan atas pekerjaan dilihat dari bentuk tanggung jawab, kepentingan, dan
pekerjaan tersebut juga mempunyai prospek pertumbuhan sebagai media
pembelajaran., X2 artinya penilaian karyawan atas suatu
manfaat yang diperoleh, X3 berdasarkan aktivitas supervisi yang
dilakukan perusahaan, X4 yaitu penilaian karyawan atas kemungkinan
untuk dipromosikan pada posisi yang lebih tinggi dari posisi sekarang di
lingkungan pekerjaan, X5 Penilaian karyawan atas gaji yang telah
diterima berdasarkan pekerjaan yang telah ditangani.
Variabel terikat (Y) yaitu intensi turnover, yaitu kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, dengan indikator seperti
absensi karyawan yang
meningkat, karyawan mulai malas
bekerja, peningkatan terhadap
pelanggaran tata tertib kerja, peningkatan
protes terhadap atasan dan perilaku
positif yang sangat berbeda dari biasanya.
Kepuasan
kerja merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di lingkungan kerja
seperti kebutuhan terhadap pekerjaan si pekerja, tingkat supervisi, hubungan
sesama pekerja, kesempatan promosi yang memadai, dan tingkat upah yang memadai. Berdasarkan hal ini, maka yang perlu
dilakukan:
1. Memberikan kesempatan promosi yang memadai kepada seluruh
karyawan dengan melakukan evaluasi kinerja karyawan secara berkala.
2. Melakukan kegiatan outing atau gathering karyawan
secara berkala untuk menghindari kejenuhan karyawan dan mempererat hubungan
sesama karyawan maupun dengan atasan.
3. Untuk
karyawan yang bekerja kurang dari satu (1) tahun, perusahaan harus memberikan
pengarahan promosi yang dapat dicapai.
Sedangkan untuk karyawan yang lebih dari satu sampai tiga tahun,
perusahaan sebaiknya mengkaji ulang kinerja karyawannya.
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar