PROSES SOSIAL DALAM BUDAYA DI
CIREBON
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial
dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengan hokum.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena
tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial hanya berlangsung antara
pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi
apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama
sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan
termaksud. Berlangsungnya suatu proses
interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
1. Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
2.
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
3.
Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
4.
Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walau pun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walau pun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Interaksi merupakan hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu,
individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok dan
lain-lain. Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi
sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep
interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana
dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki
makna yang berbeda. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Arti lain dari budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa interaksi budaya adalah sebuah proses saling
mempengaruhi suatu cara hidup yang berkembang di suatu kelompok manusia dan
memiliki efek satu sama lain. Berikut
adalah contoh-contoh interaksi dalam budaya :
1. Kerja Sama
Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk mencapai tujuan.
Contoh: Gotong royong yang dilakukan di suatu desa untuk membangun rumah
salah satu warga.
2. Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa cara menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiaanya.
Contoh: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) membantu penyelesaiannya dua
negara yang sedang berselisih.
3. Asimilasi
Proses asimilasi di tandai dengan usaha dari orang atau kelompok manusia
untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada. perberdaan-perbedaan tersebut
dapat berupa sikap, tindakan, perasaan, dan budaya. Hasil asimilasi menyebabkan
semakin tipisnya batas perbedaan antara dua individu dalam satu kelompok maupun
batas-batas perbedaan antar kelompok.
Contoh: Pasangan suami istri, istri bersuku jawa sedangkan suami bersuku
Sumatra, maka lambat laun mereka akan membentuk budaya bari dimana keduanya
melebur.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah dua kebudayaan yang hidup berdampingan secara damai. Hal ini terjadi karena dalam asimilasi
terdapat proses penerimaan dan pengalihan unsur-unsur kebudayaan suatu kelompok
lain dengan tidak mengilangkan ciri budaya dari masing-masing kelompok.
Contoh: Pertemuan antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam di Indonesia menghasilkan kebudayaan Islam yang
bercorak Hindu.
Salah satu bentuk/ contoh dari
interaksi asimilasi dan akulturasi budaya dapat dilihat di salah kota besar di
Jawa Barat yaitu Cirebon. Di Cirebon masih
terdapat cukup banyak bangunan-bangunan yang merupakan hasil peninggalan masa
lampau yang trpelihara dengan baik hingga saat ini, sebagai bentuk interaksi
dari akulturasi budaya yang dituang ke dalam karya seni bangunan yang indah
yaitu arsitektur. Salah satunya dapat
dilihat di Keraton Kasepuhan yang merupakan peninggalan sejarah Kota Cirebon
yang masih berdiri kokoh hingga kini, keraton yang terletak di tengah Kota
Cirebon yaitu tepatnya di Jalan Keraton Kasepuhan no 43. Dalam keraton ini banyak terdapat nuansa
akulturasi antara budaya Jawa, Sunda bahkan Cina dan Eropa. Hal ini dapat dilihat dari ornamen-ornamen
yang terdapat di dalam keraton mulai dari porselain-porselain Cina, lampu-lampu
hias dari Eropa dan juga keramik-keramik yang melukiskan gambar-gambar tentang
tokoh dalam Alkitab. Bila melihat
keluar, terdapat gerbang yang menyerupai pura di Bali, ukiran daun pintu
gapuranya yang bergaya Eropa, pagar Siti Hingilnya dari keramik Cina, dan
tembok yang mengelilingi keraton terbuat dari bata merah khas arsitektur Jawa
yang merupakan bukti lain terjadinya proses akulturasi. Nuansa akulturasi semakin nyata bila memasuki
ruang depannya yang sekarang berfungsi sebagai museum. Di dalam museum terdapat benda-benda
peningggalan kerajaan seperti peralatan perang, meriam, dan kereta kencana yang
digunakan saat berperang. Kereta ini
disebut kereta singa barong, berkepala gajah yang belalainya memegang trisula
yang merupakan pengaruh Hindu. Sedangkan
singgasana raja yang terbuat dari kayu sederhana dengan latar 9 warna bendera
yang melambangkan Wali Songo. Hal ini
membuktikan bahwa Kesultanan Cirebon juga terpengaruh oleh budaya Jawa dengan
Agama Islam dan budaya luar dengan agama Hindu. Keraton Kasepuhan kian mengukuhkan bahwa di
Kota Cirebon pernah terjadi akulturasi. Akulturasi yang terjadi bukan hanya antara
kebudayaan Jawa dengan kebudayaan Sunda tetapi juga dengan berbagai kebudayaan
di dunia seperti Cina, India, Arab, dan Eropa. Hal inilah yang membentuk
identitas dan tipikal masyarakat sekarang ini yang bukan Jawa dan bukan Sunda,
namun merupakan gabungan dari kedua suku tersebut. Sehingga Cirebon memiliki budaya baru yang
merupakan akulturasi dari suku Jawa dan suku Sunda yang telah melebur, dan
berbagai kebudayaan luar yang menjadi satu padu dalam budaya baru namun tetap
mempertahankan ciri khas masing-masing budayanya. Jika meninjau dari bahasa di Cirebon yang
merupakan asimilasi atau hasil peleburan dari bahasa Jawa dan bahasa Sunda yang
membentuk bahasa sendiri dan kini menjadi ciri khas dari bahasa Cirebon itu
sendiri. Hal-hal tersebut semakin
menguatkan asumsi bahwa di Kota Cirebon telah terjadi proses asimilasi yang
merupakan hasil dari interaksi budaya yang lokasinya berdekatan dengan Kota
Cirebon tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar