DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN i
DAFTAR
ISI ii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum 2
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat 6
B. Alat dan Bahan 6
C. Cara Kerja 6
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan 8
B. Pembahasan 8
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1770, Joseph Priestley seorang ahli
kimia Inggris memperlihatkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang
dibutuhkan dalam pembakaran. Dia mendemonstrasikan hal ini dengan cara membakar
lilin dalam suatu wadah tertutup sampai api mati. Lalu ia menyimpan setangkai tumbuhan
mint dalam ruang tertutup itu dan dapat mempertahankan nyala api sampai
beberapa hari. Meskipun Priestley tidak tahu jenis gas apa yang dikeluarkan
tumbuhan, tetapi apa yang dilakukannya memperlihatkan bahwa tumbuhan
menghasilkan oksigen ke udara.
Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan
Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis
menghasilkan oksigen (O2). la melakukan percobaan dengan tumbuhan air Hydrilla
verticillata di bawah corong kaca bening terbalik yang dimasukkan ke dalam
gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena cahaya matahari,
maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar
tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. Beliau juga membuktikan
bahwa cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis dan hanya tumbuhan
hijau yang dapat melepaskan oksigen.
Pada tahun 1822 Engelmann berhasil
membuktikan bahwa klorofil merupakan faktor yang harus ada dalam proses
fotosintesis. la melakukan percobaan dengan ganggang hijau Spirogyra yang
kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam percobaan tersebut
ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena cahaya mataharilah yang
mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari banyaknya bakteri aerob yang bergerombol
di sekitar kloroplas yang terkena cahaya matahari.
Pada tahun 1860, seorang ahli botani Jerman
bernama Julius von Sachs berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis
menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini dapat dibuktikan dengan
uji yodium, sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium.
Theodore de Smussure, seorang ahli kimia dan
fisiologi tumbuhan dari Swiss menunjukkan bahwa air diperlukan dalam proses
fotosintesis. Temuan ini diteliti lebih lanjut sehingga pada tahun 1937 seorang
dokter berkebangsaan Inggris bernama Robin Hill berhasil membuktikan bahwa
cahaya matahari diperlukan untuk memecah air (H2O) menjadi hydrogen (H) dan
oksigen (O2). Pemecahan ini disebut fotolisis.
Pada tahun 1905 Blackman membuktikan bahwa perubahan
karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan
cahaya matahari. Peristiwa ini sering disebut sebagai reduksi karbon dioksida.
Dengan demikian dalam fotosintesis ada dua macam reaksi, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap. Yang merupakan reaksi terang (reaksi Hill) adalah fotolisis,
yang merupakan reaksi gelap (reaksi Blackman) adalah reduksi karbon dioksida.
Gabungan antara reaksi terang dan reaksi gelap itulah yang kita kenal sekarang
sebagai reaksi fotosintesis. Pada tahun 1940 Melvin Calvin dan timnya berhasil
menemukan urutan reaksi/proses yang berlangsung pada reaksi gelap. Rangkaian
reaksi itu selalu berulang terus menerus dan disebut siklus Calvin.
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung
pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan
dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis,
satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung seluruh
kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang
tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan
bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbon dioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan
dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap
energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari
prekursor anorganik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong
heterotrof, yaitu memerlukan suplai senyawa-senyawa organik dari lingkungan
(tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena
itu, hewan dan manusia sangat bergantung pada organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas
merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel
yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel
jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam
kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a merupakan pigmen
hijau rumput (grass green pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan
biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis
yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Klorofil b merupakan pigmen hijau
kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b
banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof.
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat
pigmen karotenoid, antosianin, dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya
biru kehijauan dan biru keunguan, dan memantulkan cahaya merah, kuning, dan
jingga. Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen merah dan biru. Antosianin
banyak ditemukan pada bunga, sedangkan fikobilin banyak ditemukan pada kelompok
ganggang merah dan Cyanobacteria.
Reaksi fotosintesis secara ringkas berlangsung
sebagai berikut.
6CO2 + 6H2O ———-> C6H12O6 + 6O2
Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F.
Blackman, mengadakan percobaan dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus
pada tumbuhan Elodea. Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis tidak
meningkat sejalan dengan meningkatnya penyinaran. Akhirnya, Blackman menarik
kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses berlainan yang terlibat:
Suatu reaksi yang memerlukan cahaya
Reaksi yang tidak memerlukan cahaya
Reaksi yang tidak memerlukan cahaya
Yang terakhir dinamai reaksi gelap, walau dapat
berlangsung terus saat keadaan terang. Blackman berteori bahwa pada intensitas
cahaya sedang, reaksi terang membatasi atau melajukan seluruh proses. Dengan
kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu menangani semua substansi
intermediat yang dihasilkan reaksi cahaya. Akan tetapi, dengan meningkatnya
intensitas cahaya pada akhirnya akan tercapai suatu titik dimana reaksi gelap
berlangsung pada kapasitas maksimum.
Teori ini diperkuat dengan mengulangi percobaan
pada temperatur yang agak lebih tinggi. Seperti diketahui, kebanyakan reaksi
kimia berjalan lebih cepat pada suhu lebih tinggi (sampai suhu tertentu). Pada
suhu 35°C, laju fotosintesis tidak menurun sampai ada intensitas cahaya yang
lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi gelap kini berjalan lebih cepat.
Faktor bahwa pada intensitas cahaya yang rendah laju fotosintesis itu tidak
lebih besar pada 35°C dibandingkan pada 20°C juga menunjang gagasan bahwa yang
menjadi pembatas pada proses ini adalah reaksi terang. Reaksi terang ini tidak
tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada intensitas penyinaran. Laju
fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika suplai CO2
terbatas. Jadi, konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang
mengatur laju fotosintesis itu berlangsung
Berawal dari teori Aristoteles dan para filsuf dari
Yunani 2000 tahun lalu yang menyatakan bahwa tumbuhan mengabsorbsi senyawa
organik langsung dari tanah. Terinspirasi dari teori tersebut, pada tahun 1727
seorang pastor dan naturalis yang dipanggil sebagai Bapak Fisiologi Tumbuhan,
Stephen Hales, menduga bahwa tumbuhan mendapatkan nutrisi dari udara dan
sesuatu hal yang ajaib, mungkin cahaya masuk ke dalamnya. Sekedar informasi
bahwa pada tahun itu ilmu kimia masih belum ada.
Tahun 1776, pencarian tentang fotosintesis dimulai.
Joseph Priestly mempublikasikan tentang eksperimen dan observasi perbedaan
macam-macam udara. Beliau salah satu perintis yang melakukan eksperimen tentang
gas dan mungkin juga mempunyai peran dalam penemuan oksigen. Priestly memulai
eksperimen pada tahun 1771, salah satunya adalah tentang “kontaminasi” udara
dari nyala lilin terhadap keberlangsungan hidup tikus. Beliau juga menemukan
bahwa udara yang terkontaminasi dapat diubah oleh tanaman. Akan
tetapi Priestly gagal mengungkapkan peran cahaya dalam eksperimennya.
Eksperimen Priestly mendapat perhatian Jan
Ingen-Housz, seorang fisikawan, dan telah berhasil mempublikasikan 500
eksperimen tentang pemurnian udara! Beliau menemukan bahwa tumbuhan dapat
memurnikan udara dalam hitungan jam, tetapi dengan syarat tumbuhan tersebut
berwarna hijau dan harus didukung oleh cahaya matahari.
Priestly sependapat dengan Ingen-Housz dan pada
tahun 1781 beliau melanjutkan eksperimennya lagi tentang cahaya dan tumbuhan
hijau. Bersama Ingen-Housz, Priestly mengkonfirmasi dugaan Hales yang dibuat
pada lebih dari 52 tahun lalu. Akhirnya melalui eksperimen-eksperimen tersebut
berhasil mengungkapkan bahwa udara yang dimurnikan oleh tanaman itu adalah
karbondioksida (CO2). Dari hasil penemuan tersebut, banyak ilmuwan,
baik fisikawan ataupun kimiawan, sedikit demi sedikit mengungkapkan misteri
proses fotosintesis. Di tahun 1782 Jean Senebier mempublikasikan tentang
pemurnian udara oleh tumbuhan hijau, tahun 1785 Lavoisier dari Prancis
mengidentikasi CO2, dan 1796 Ingen-Housz mengungkapkan bahwa CO2
adalah sumber karbon untuk tumbuhan. Yang menarik dari eksperimen ini adalah
bukan “nutrisi tanaman” sebagai topik utama, akan tetapi tujuannya adalah
pemurnian udara yang berkaitan tentang keberlangsungan mahluk hidup.
Penemuan lain yang tidak kalah pentingnya adalah
seorang ahli kimia dari Geneva, N.T. de Saussure pertama kalinya mengungkapkan
komponen yang mendekati fotosintesis. Beliau menyimpulkan bahwa air (H2O)
dibutuhkan dalam proses pemurnian udara. Sehingga terbentuk proses :
CO2 + H2O → O2
+ senyawa organik
Pada masa itu belum diketahui bahwa senyawa organik
yang dimaksud adalah glukosa (C6H12O6). Akhirnya seorang ahli bedah asal
Jerman, Julius Mayer mengklarifikasi energi yang berhubungan dengan
fotosintesis. Pada tahun 1845 beliau mengungkapkan bahwa energi yang digunakan
oleh tumbuhan dan hewan dalam metabolisme mereka adalah turunan dari energi
matahari yang ditransformasi dalam fotosintesis (dari radiasi ke bentuk
kimia). Dan pertengahan abad 19 outline tentang fotosintesis telah komplit.
Meski sudah komplit, para ilmuwan masih berusaha mengungkapkan lebih detail
tentang proses fotosintesis yang pendekatannya dengan mikroskop dan analisis radiochemical.
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan
ini adalah untuk :
1. Memahami proses
fotosintesis pada tumbuhan berklorofil
2. Membuktikan fotosintesis tumbuhan serta faktor penghambat dan
mempercepat proses fotosintesis pada tanaman hydrilla
3. Mengidentifikasi
cara tumbuhan hijau membuat makanan
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kloroplas terdapat pada semua
bagian tumbuhan yang berwarna hijau,
termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam
kloroplas terdapatpigmen klorofil yang berperan dalam proses
fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang
disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di
dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan
granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan
tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di
antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai
beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil
b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi
protein, enzim, DNA, RNA, gula
fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga
ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun tembaga
(Cu). Pigmen fotosintetik terdapat padamembran tilakoid. Sedangkan,
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam
stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat
dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem (AnonimA, 2012).
Fotosistem adalah suatu unit yang mampu
menangkap energi cahaya Matahari yang terdiri dari klorofil a,
kompleks antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas
terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti
klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua,
dan karoten yang berwarna kuning sampai jingga.Pigmen-pigmen tersebut
mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan
penting dalam fotosintesis. Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof
artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa
anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk
menghasilkan gula danoksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut ini
adalah persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:
6H2O
+ 6CO2 + cahaya ? C6H12O6 (glukosa)
+ 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun
tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia (AnonimB, 2012).
Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas.klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di
dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh
kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan
sinar Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan (Soenaryo, 1999).
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum,
masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya (Syamsuri, 2003).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya (Syamsuri, 2003).
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Pada
penelitian kali ini kita melakukan penelitian pada hari Selasa, 20 Nopember
2012 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Umum Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Gelas kimia, Tabung reaksi, Corong, Kawat penyangga, Stopwatch,
Termometer, Air, NaHCO3, Hydrilla
C. Cara Kerja
1.Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan.
2. Memasukkan 2 potongan tanaman hydrilla ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak keluar dari corong.
3. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
4. Memasukkan tiga kawat penyangga ke dalam gelas kimia untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla. Sebaiknya, jarak antara bawah corong dengan dasar gelas kimia tidak terlalu jauh, sekitar 0,5 cm.
5. Memasukkan gelas kimia ke dalam waskom yang berisi air, diikuti dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam gelas kimia tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi. Sebaiknya semua bagian tabung reaksi berisi air, sehingga tidak ada ruang udara.
6. Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk 3 corong berikutnya.7. Menandai masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia 1, 2, 3, dan 4.
8. Meletakkan gelas kimia pertama di tempat yang teduh.
9. Meletakkan gelas kimia kedua, ketiga dan keempat di tempat yang terbuka (terkena sinar matahari langsung).
10. Mengukur suhu awal masing-masing gelas kimia.
11. Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
12. Menuangkan larutan NaHCO3 secukupnya pada gelas kimia nomor 3.
13. Menuangkan beberapa bongkahan es batu pada gelas kimia nomor 4.
14. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
15. Setelah banyak rongga udara yang terbentuk di tabung reaksi. Tabung reaksi diangkat.
2. Memasukkan 2 potongan tanaman hydrilla ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak keluar dari corong.
3. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
4. Memasukkan tiga kawat penyangga ke dalam gelas kimia untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla. Sebaiknya, jarak antara bawah corong dengan dasar gelas kimia tidak terlalu jauh, sekitar 0,5 cm.
5. Memasukkan gelas kimia ke dalam waskom yang berisi air, diikuti dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam gelas kimia tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi. Sebaiknya semua bagian tabung reaksi berisi air, sehingga tidak ada ruang udara.
6. Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk 3 corong berikutnya.7. Menandai masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia 1, 2, 3, dan 4.
8. Meletakkan gelas kimia pertama di tempat yang teduh.
9. Meletakkan gelas kimia kedua, ketiga dan keempat di tempat yang terbuka (terkena sinar matahari langsung).
10. Mengukur suhu awal masing-masing gelas kimia.
11. Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
12. Menuangkan larutan NaHCO3 secukupnya pada gelas kimia nomor 3.
13. Menuangkan beberapa bongkahan es batu pada gelas kimia nomor 4.
14. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
15. Setelah banyak rongga udara yang terbentuk di tabung reaksi. Tabung reaksi diangkat.
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
|
Selang waktu
|
Gelembung di tempet terang
|
Gelembung di tempat gelap
|
1
|
5 menit
|
+
|
+
|
2
|
10 menit
|
+
|
+
|
3
|
15 menit
|
+
|
++
|
4
|
20menit
|
+
|
++
|
B. Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan,
dari keempat percobaan tentang pengujian fotosintesis tumbuhan dengan
mengkondisikan setiap percobaan dengan kondisi yang berbeda diperoleh :
Pada bejana A diletakkan ditempat
gelap, nampak tidak terdapat gelembung yang menunjukkan tidak terjadi
fotosintesis. Dan pada bejana B yang ditempat terang, terdapat gelembung dan
menunjukan ada reaksi fotosintesis, dan pada bejana C yang awalnya dikondisikan
seperti bejana B, dan beberapa saat kemudian ditambahkan NaHCO3, selang
beberapa detik gelembungnya semakin bertambah, hal ini menunjukkan bahwa NaHCO3
dapat membantu laju reaksi fotosintesis tanaman. Penambahan NaHCO3 memperbanyak
gelembungnya karena ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O
menghasilkan CO2 :
NaHCO3 Na+ +
HCO3-
HCO3- H2O
+ CO3
CO2 dibutuhkan dalam
reaksi fotosintesis sebagai bahan utama , yang reaksinya :
6CO2
+ 6H2O + sinar matahari dan klorofil ----> 6C6H12O6
+ 6O2
Pada bejanana D yang dikondisikan
sama seperti bejana B dan selang beberapa detik muncul gelembung, dan ketika
keluar gelembung ditambahkan es batu pada bejana dan terjadi perubahan selang
berapa detik gelembung- gelembung tersebut menghilang,es batu merupan katalisis
yang dapat memperlambat laju reaksi, dalam hal ini laju fotosintesis ketika
ditambahkan es batu kedalam bejana maka suhu berubah dan semakin dingin,
sehingga enzim yang membantu fotosintesis tidak dapat bekerja maksimum dan
dapat menghentikan proses fotosintesis.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Cahaya matahari
langsung intensitasnya lebih tinggi dari pada yang tidak langsung. Hal ini akan
memepengaruhi jumlah gelembung gas yang dihasilkan pada fotosintesis tumbuhan
Hydrilla. Kegiatan fotosintesis dapat diukur dengan menghitung jumlah gelembung
gas yang dihasilkan dari bagian tumbuhan. Dari pengukuran banyaknya gas yang
dihasilkan akan terlihat bahwa laju produksi gas meningkat bila intensitas
cahaya meningkat. Gelembung gas yang dihasilkan pada peristiwa fotosintesis
adalah oksigen. Selain cahaya matahari, cahaya lampu, dan cahaya warna tertentu
dapat merangsang dihasilkannya gelembung gas. Warna nila dan merah dari cahaya
lampu dapat mempercepat penghasilan gas. Oleh karena itu, umumnya akuarium
dilengkapi dengan lampu ungu agar tumbuhan didalamnya menghasilkan gelembung
gas.
V.
KESIMPULAN
Setelah melakukan
penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Fotosintesis
membutuhkan cahaya yang cukup
2. Laju
fotoosintesis dapat dipengaruhi oleh banyaknya karbon dioksida
3. Fotosintesis
membutuhkan suhu yang optimum, karena enzim- enzim yang membantu proses
fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu tertentu antara 300c -
400c.
DAFTAR PUSTAKA
AnonimA.2012.Fotosintesis.hhtp://id.wikipedia.org/wiki/respirasi: Diakses pada
20 Nopember 2012.
AnonimB.2012.Pengertian Fotosintesis.hhtp://id.wikipedia.org/wiki/respirasi:
Diakses pada 20 Nopember 2012.
Salisbury. 1995.
Biologi. Jakarta: Erlangga
Soenaryo.1999.Anatomi
dan Fisiologi Makhluk Hidup.Malang: MSREP-SKA.
Syamsuri. 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA
Kelas IX Semester 2. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar