Rabu, 02 Oktober 2013

LAPORAN PLASMOLISIS





METABOLISME TUMBUHAN
( LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM)




Oleh :

Riki Arya Dinata
1214131083




LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012


                                                           




Judul Percobaan          : Metabolisme Tumbuhan

Tanggal Percobaan      : 20 Nopember 2012

Tempat Percobaan       : Laboratorium Zoologi

Nama                           : Riki Arya Dinata

NPM                           : 1214131083

Kelompok                   : IV (Empat)

Jurusan                        : Agribisnis

Fakultas                       : Pertanian







Bandar Lampung, 13 November 2012
Mengetahui
Asisten


                         Suci Natalia
                              NPM : 1017021049





DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN                                                                                  i

DAFTAR ISI                                                                                             ii

I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                              1
B.     Tujuan Praktikum                                                                          2

II.                TINJAUAN PUSTAKA

III.              METODOLOGI PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat                                                                       6
B.     Alat dan Bahan                                                                             6
C.     Cara Kerja                                                                                     6

IV.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan                                                                         8
B.     Pembahasan                                                                                  8

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN







I.                   PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme tersebut.  Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi.  Pada sel hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah akan pecah.
Metabolisme berasal dari kata Yunani “Metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk :
1. Memahami terjadinya peristiwa plasmolisis
 2.Memahami terjadinya peristiwa deplasmolisis
3. Untuk mengetahui pengaruh glukosa pada Rhoe discolor















II.                TINJAUAN PUSTAKA

Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa selaput sel yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya.  Terdapat dua proses fisiokimia yang penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu selaput dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel.  Sistem transportasi pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif  (Goldworty, 1992).

Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya.  Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis (Wilkins, 1992).

Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi eksterm, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas ( Lukyati, 1999).

Sel tumbuhan memiliki ciri fisiologi yang berbeda dengan sel hewan khususnya dengan keberadaan dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel pada tumbuhan tinggi merupakan matriks yang di dalamnya terdapat rangka, yaitu senyawa selulosa yang berwujud mikrofibril atau benang halus. Matriks pada dinding sel ini tersusun dari beberapa senyawa yaitu hemiselulosa, pektin, plastik biologik, protein dan lemak. Dinding sel selain berfungsi untuk proteksi isi sel juga berperan sebagai jalan keluar masuknya air, makanan dan garam-garam mineral ke dalam sel.  Dinding sel secara umum dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Perbedaan antara kedua macam dinding ini terletak pada fleksibilitas, ketebalan, susunan mikrofibril dan pertumbuhannya (Istanti, 1999).

Menurut Bidwell (1979) molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain. Perpindahan molekul-molekul itu dpat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan (deficit akan molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Ini bararti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negative (Fitter, A.H., 1991). 















III.             METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat

            Pada penelitian kali ini kita melakukan penelitian pada hari Selasa, 20 Nopember 2012 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Umum Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.


B. Alat dan Bahan

            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah gelas kimia (50 ml), pipet tetes, stopwatch, mikroskop, kaca preparat, kaca penutup preparat, pisau silet, blood lanset. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, larutan metilen blue,  daun Rhoe discolor, aquades, larutan sukrosa 0,2 M, kapas.  

C. Cara Kerja

Disayat permukaan epidermis bawah daun Rhoeo discolor ( bagian yang berwarna ungu-merah ), diletakkan sayatan pada gelas objek yang telah ditetesi akuades dan ditutup dengan kaca penutup. Diamati di bawah mikroskop dan digambar,  apabila tampak jelas, ditetesi larutan sukrosa pada salah satu tepi gelas penutup dan pada tepi yang lain ditempelkan kertas penghisap ( tisu )  sehingga akuades terserap oleh kertas penghisapdan medium sayatan diganti oleh larutan sukrosa, diamati dengan mikroskop selama 5 menit, dicatat semua perubahan yang terjadi






IV.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan



B. Pembahasan

Pada sel Rhoeo discolor kita melihat adanya peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis. Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan diluar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel menjadi tidak ada. Efek selanjutnya yang ditimbulkan adalah karena potensial air dalam sel lebih tinggi dari luar sel, maka air di luar sel bergerak ke dalam dinding sel mendesak membran sel yang mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel. Larutan tersebut tidak dapat menembus membran sel karen memiliki ukuran yang lebih besar dari molekul air. Tanda – tanda yang terlihat pada sel yang mengalami plasmolisis ini adalah menghilangnya warna yang ada di dalam sel dan mengerutnya pinggiran membran sel ke arah dalam.
 Prinsip yang digunakan dalam peristiwa ini adalah karena terjadinya pristiwa osmosis sebagai akibat adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut dalam air medium dibanding zat terlarut yang ada di dalam protoplasma sel atau dapat diartikan sebagai dampak perbedaan potensial air antara dua tempat air yang dibatasi oleh membran sel tersebut.. Kondisi sel yang terplasmolisis tersebut dapat dikembalikan ke kondisi semula. Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah deplasmolisis.
 Prinsip kerja dari deplasmolisis ini hampir sama dengan plasmolisis. Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada di luar bergerak masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena membran sel mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk. Akhir dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan semula.
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan melekat kembali pada dinding sel

Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan glukosa terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis – runtuhnya seluruh dinding sel – dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal glukosa yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
Semakin tinggi tingkat konsentrasi glukosa  dan semakin lama waktu untuk mendiamkan maka semakin banyak pula membran plasma yang lisis.



KESIMPULAN

            Setelah melakukan penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Larutan yang hipertonis menyebabkan peristiwa plasmolisis dan jika diencerkan kembali (hipotonis) akan menyebabkan peristiwa deplasmolisis.
  2. Semakin tinggi tingkat konsentrasi glukosa  dan semakin lama waktu untuk mendiamkan maka semakin banyak pula membran plasma yang lisis.
  3. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan menyusut dan lepas dari dinding selnya. Proses ini disebut plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
  4. Penyebab dari plasmolisis adalah terjadinya peristiwa osmosis antara sel dengan lingkungannya.
  5. Ada atau tidaknya plasmolisis menjadi indicator dari ada atau tidaknya osmosis yang terjadi.
  6. Plasmolisis dan deplasmolisis terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat yang mengakibatkan adanya keadaan hipertonis dan hipotonis.







DAFTAR PUSTAKA

Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Goldworthy, R. dan N.M. Fisher, 1992. Fisiologi Tanaman Budidya Tropik. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Istanti, Annie; Prasetyo, Triastono I. dan Dwi Listyorini. 1999. Biologi Sel. Malang: FMIPA UM.
Lukyati, Betty, dkk. 199 . Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA UM

Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bumi Angkasa.

0 komentar:

Posting Komentar

turun lapang

turun lapang

turun lapang

turun lapang
Diberdayakan oleh Blogger.