LAPORAN KULIAH PENGENALAN PERTANIAN
(Untuk Memenuhi Tugas Praktik Pengenalan Pertanian)
Oleh
Kelompok 37
1. Rendi Henda Ramadhan (1214131082)
2. Riki Arya Dinata (1214131083)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kuliah Pengenalan Pertanian merupakan salah satu cara
memperkenalkan mahasiswa dengan dunia nyata. Langkah ini ditempuh dalam upaya
membekali mahasiswa mengenal dunia pertanian (pertania tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan atau kehutanan) terutama ditinjau dari
system agribisnis dengan semua subsistemnya di masyarakat. Hal ini juga
diinspirasi oleh kondisi mahasiswa pertanian umumnya dan mahasiswa agribisnis
pada khususnya, sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah perkotaan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dunia pertanian perlu diberikan kepada
mahasiswa.
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung
sudah merintis kegiatan ini mulai tahun 2009. Kegiatan ini pada awalnya sebagai
pengganti kegiatan Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) Himpunan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Pertanian (Himaseperta). Karena mahasiswa harus menginap dan hidup
bersama keluarga petani di suatu wilayah pedesaan, kegiatan ini sepakat
dilabeli sebagai kegiatan “home stay”. Berdasarkan evaluasi tim Jurusan
Agribisnis kegiatan ini memiliki banyak manfaat positifnya bagi mahasiswa
tingkat awal, sehingga Fakultas Pertanian Unila mulai tahun ajaran 2012/2013
menjadikan kegiatan ini sebagai mata kuliah wajib pada jurusan Agribisnis dan
Agroteknologi.
Melalui kegiatan “home stay” mahasiswa pada keluarga
petani di pedesaan mahasiswa akan memiliki pengalaman pribadi yang diharapkan
mampu menjadikannya lebih berempati pada nasib dan kehidupan petani di
pedesaan. Secara teknis mereka akan memahami dan menguasai berbagai teknologi
usahatani yang diterapkan oleh petani (subsistem proses produksi pertanian),
secara ekonomis mereka dapat mengetahui bagaimana subsistem pemasaran
input-output pertanian, secara social mereka dapat memahami bagaimana subsistem
penunjang berperan dalam system agribisnis.
Kuliah Pengenalan Pertanian merupakan mata kuliah wajib
untuk mahasiswa Fakultas Pertanian dengan bobot satu sks pada semester 2 yang
dilaksanakan pada akhir semester. Waktu pelaksanaanya selama 6 hari setara
dengan satu sks. Selama mahasiswa di lapangan, dosen dan asisten dosen
memfasilitasi, mendampingi, dan memantau kegiatan mahasiswa bersama keluarga
petani yang ditumpanginya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Kuliah
Pengenalan Pertanian bagi mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Lampung adalah:
1.
Sebagai pelaksanaan 1 sks mata kuliah wajib Jurusan
2.
Membekali mahasiswa pengetahuan dan pengalaman praktis
di bidang pertanian dalam arti luas (pertanian pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan) dari aspek teknis, ekonomis, dan social secara
langsung di tingkat petani.
3.
Sebagai wahana belajar dan sosialisasi mahasiswa dalam
kehidupan keluarga petani di pedesaan.
C. Manfaat
Manfaat yang didapat setelah
melaksanakan Kuliah Pengenalan Pertanian yaitu:
a.
Mahasiswa dapat mengetahui dunia pertanian secara
langsung.
b.
Mahasiswa dapat memetik ilmu yang didapat dari praktik
langsung di lapangan.
c.
Mahasiswa mampu memahami berbagai teknologi dan usahatani
yang diterapkan oleh petani.
II . HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Wilayah
Dusun Margodadi terletak di
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Dusun Margodadi
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang bernama Bapak Hadi Suparno, yang
rumahnya terletak di RT 1A, Dusun Margodadi terbagi menjadi 5 RT, masing-masing
nama ketua RT sebagai berikut :
1. RT 1 A :
Bapak Mulyadi
2. RT 1 B :
Bapak Suyoto
3. RT
2 : Bapak Wagimin
4. RT
3 : Bapak Surip
5. RT 4 :
Bapak Bustam
6. RT 5 :
Bapak Sunarmo
Menurut pak Hadi
Suparno, jumlah kepala keluarga yang tercatat di dusun Margodadi sebanyak 312
kepala keluarga, yang terdiri dari 1.117 orang dewasa dan 243 anak dan balita.
Sekitar 80% warga Dusun Margodadi berprofesi sebagai buruh tani, karena memang
banyak yang tidak memiliki lahan sendiri. Sebagian besar tanah disana adalah
milik TNI, karena wilayah Dusun Margodadi yang terletak dipegunungan dan sangat
dekat dengan pantai yang menyebabkan wilayah ini sangat strategis untuk latihan
TNI. Hal itu dibuktikan dengan adanya dua Batalyon yang jaraknya dekat dengan
Dusun Margodadi. Letak wilayah yang berupa pegunungan membuat Dusun Margodadi
mempunyai tanah yang subur, terbukti dengan banyaknya perkebunan coklat dan
area persawahan. Namun sayangnya tanah-tanah yang subur itu bukanlah milik
pribadi melainkan milik pemerintah sehingga mengharuskan warga sekitar untuk
menyewa lahan jika ingin menggunakannnya untuk dijadikan perkebunan atau
persawahan dengan sistem bagi hasil, 2 untuk penyewa lahan dan 1 untuk pemilik
lahan. Mayoritas tempat tinggal warga sekitar masih semipermanen yang terbuat
dari dinding papan dan atapnya asbes karena status tanah bukan milik pribadi
dan memang dilarang membuat rumah permanen diatas tanah proyek. Hanya beberapa
rumah saja yang kami temui telah permanen.
Jika dilihat dari segi
pendidikan warga masih terlalu buruk, karena mayoritas orang tua disana adalah
lulusan SD, hanya beberapa saja yang lulus SMP atau SMA. Salah satu factor yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan disana adalah jarak sekolahan yang
terlalu jauh dari rumah sehingga menyebabkan mereka lebih memilih untuk bekerja
membantu orang tuanya di kebun atau sawah disbanding harus bersekolah. Untuk
SMP dan SMA hanya terletak di Hanura yang jaraknya kurang lebih 16 km dari
dusun. Jika di Dusun Margodadi sendiri ada bangunan SD yang terletak di RT 2.
Namun bangunannya kecil dan kurang terawatt, hanya mampu menampung sedikit
murid. Untuk kebutuhan kesehatan warga berobat ke Puskesmas rawat inap atau
dokter yang ada di Padang Cermin dan jaraknya sekitar 8 km, jika di Dusun
Margodadi hanya ada Posyandu setiap 1 bulan sekali yang diperuntukan kepada
para balita, ibu hamil, dan lansia.
Di Dusun Margodadi banyak
Sumber daya alam yang sangat berfariasi seperti sumber air dan tambang batu.
Jika sumber airnya sendiri sangat banyak, hal itu terlhat dari banyaknya sungai
yang ada. Terdapat juga sumber air panas yang hingga saat ini belum terkelola
dengan baik, padahal jika sumber air panas terkelola dengan baik maka dapat
menjadi tempat wiasa dan menambah lapangan pekerjaan yang berdampak
berkurangnya angka pengangguran. Masyarakat sekitar menggunakan sungai-sungai
untuk keperluan mandi, mencuci pakaian dan MCK. Dusun Margodadi sangatlah
berpotensi menjadi dusun maju karena sumber daya alamnya yang sanagt mendukung
seperti kesuburan tanahnya, sumber air yang berlimpah sehingga tidak akan
kekurangan air. Tanaman perkebunan maupun padi dapat tumbuh subur disini,
bahkan sayuran pun dapat menjadi tanaman selingan yang dapat di tanam di dusun
ini seperti sayur genjer, bayam, sawi, terung, cabai,daun bawang dan daun
singkong.
B. Subsistem Input Usahatani
Berdasarkan pengamatan
dan hasil wawancara kepada dua narasumber yang berbeda, faktor produksi (input)
usaha tani dibedakan menjadi, modal, tenaga kerja, managemen (skill) dan tanah.
Mayoritas tanah yang digunakan untuk berbagai usaha tani bukanlah milik
pribadi, melainkan milik TNI-AL, sehingga mereka harus membayar uang sewa tanah
sesuai lahan yang digunakan.
Narasumber yang pertama
kami wawancarai yaitu Bapak Joko Purwanto, beliau mempunyai 3 area kebun yang
letaknya berjauhan, total kebun yang digarap Pak Joko lebih kurang sekitar
setengah hektar. Semua kebun beliau ditanami coklat yang di integrasikan dengan
phon kelapa dan pohon pisang.
Bapak Joko Purwanto
sendiri memiliki beberapa modal tetap seperti : 2 buah cangkul, 3 buah golok,
sebuah alat penyemprot, Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan modal
Pak Joko yang digunakan bersumber dari modal sendiri.
Modal tidak tetapnya
berupa bibit, pupuk (Urea/ KCl), dan pestisida (Regen, Sangkur, Poriza). Untuk
bibit cokelat yang digunakan Pak Joko melakkan pembibitan sendiri dengan
pengetahun yang beliau miliki, yaitu dengan cara memilih biji coklat yang
berkualitas baik, kemudian direndam hingga berkecambah dan tanam pada polibek,
jika sudah tumbuh mencapai sekitar 25 cm kemudian baru dipindah ke lahan.
Faktor produksi (input)
yang ketiga yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan adalah 100% berasal
dari dalam keluarga Pak Joko sendiri.
Narasumber yang kedua
yaitu Ibu Martini, beliau adalah ibu mertua dari Bapak Joko yang rumahnya
berada di belakang kediaman Bapak Joko. Ibu Martini tidak mempunyai kebun
coklat, beliau hanya menggarap sawah yang di sewanya. Beliau mengatakan bahwa
luas tanah yang digunakan untuk persawannya sekitar 400 m² yang beliau sewa
dari lima tahun yang lalu dengan sitem bagi hasil. Sekali panen mampu mencapai
12 kwintal, 3 kwintal untuk pemilik lahan sisanya untuk penyewa lahan yang
masih harus dipotong biaya pra-panen.
Ibu Martini sendiri
memiliki beberapa modal tetap seperti : 2 buah cangkul, 2 buah golok, 1 buah
alat penyemprot. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan modal Ibu
Martini yang digunakan bersumber dari modal sendiri.
Modal tidak tetapnya berupa
benih, pupuk (Urea/ KCl), dan pestisida (Regen, Sangkur, Poriza). Untuk bibit
padinya beliau membelinya dari agen resmi. Benih kemudian direndam dalam air
sekitar 2 minggu hingga erkecambah lalu disemai dalam sawah tertentu, setelah
40 hari bibit siap untuk dipindah kelahan sawah.
Faktor produksi (input)
yang ketiga yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan adalah 100% berasal
dari dalam keluarga Ibu Marti sendiri.
C. Subsistem Proses Usahatani
Proses usaha tani yang dilakukan oleh Pak Joko Purwanto adalah sebagai berikut :
1.
Proses
usaha tani untuk tanaman cokelat.
·
Penyemaian
·
Pembuatan lubang di lahan ukuran 50 cm²
dengan kedalaman sekitar 50 cm
·
Lubang diberi pupuk kandang
·
6-8
bulan ditanam dilahan
·
Menyemprot
rumput liar
·
2,5
tahun meranting pohon yang sudah berbunga
·
Panen
·
Pengeringan hasil panen
2.
Proses
usaha tani untuk padi
·
Penyemaian
benih
·
Penyiapan lahan dengan traktor
·
Menanam bibit di sawah
·
Menyiangi rumput
·
Pemupukan dengan Urea/KCl
·
Penyemprotan dengan pestisida
·
Panen setelah 4 bulan
D. Subsistem Pengolahan dan Hasil Usahatani
Semua masyarakan Margodadi memilih menjual langsung
hasil pertaniannya disbanding harus
mengolahnya. Seperti
coklat dan pisang mereka langsung menjualnya ke tengkulak (pengepul). Karena
kurangnya modal dan kreatifitas warganya. Hal itu disebabkan tidak adanya
lembaga atau organisasi yang menunjang dan memberi wawasan.
E. Subsistem Kelembagaan Penunjang
Menurut Bapak Joko, di Dusun Margodadi tidak terdapat lembaga ekonomi seperti koperasi untuk
hasil panen pohon cokelat rata-rata masyarakatnya menjual kepada orang lewat
atau tengkulak kecil yang biasanya langsung mendatangi para petani cokelat
ketika masa panen. tetapi di dusun ini terdapat tujuh kelompok arisan yaitu:
1.
Kelompok
pengajian bapak-bapak
2.
Nurul
Hasanah
3.
Kelompok
pengajian setiap awal bulan (Bapak-bapak)
4.
Kelompok
pengajian bapak-bapak (tabungan)
5.
Arisan
musiman
6.
Arisan
musiman campuran
7.
Pengajian
orang tua dan remaja
Namun kami sempat
melihat adanya logo koperasi pada sebuah warung yang ada di RT 2, nama koperasi
tersebut adalah Koperasi Pantai Timur Pesawaran. Setelah kami bertanya kepada
sang pemilik warung ternyata koperasi tersebut sudah lama tidak berjalan, bisa
dibilang koperasi tersebut telah tiada.
Kondisi jalan raya disana sudah beraspal dan masih terlihat baik. Untuk
ketersediaan listrik di dusun ini baru masuk kurang lebih tiga bulan yang lalu.
Di Dusun Margodadi
ini terdapat dua program dari pemerintah yang masih berjalan sampai saat ini
yaitu, Posyandu yang diadakan setiap
akhir bulan dan beras miskin (raskin).
III. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Bidang pertanian
butuh perhatian khusus agar dapat memajukan wilayah tersebut.
2.
Tidak adanya
lembaga atau organisasi dalam masyarakat ternyata membawa dampak negative
terhadap perkembangan ekonomi wilayah tertentu.
3.
Kurangnya
kreatifitas dalam pengolahan hasil panen menjadikan harga jual rendah.
4.
Banyak factor yang
sangat berpengaruh terhadap hasil panen.
5.
Sumber daya alam
tanpa pengelolaan yang baik tidak terlalu memberi dampak positif bagi
perkembangan suatu wilayah.
6.
Mutu pendidikan
yang rendah mengakibatkan banyak pengangkuran karena kurangnya lapangan kerja.
0 komentar:
Posting Komentar